PENYEBAB KEMATIAN HARIMAU SUMATERA

Lapar dan Alami Dehidrasi

Pekanbaru | Selasa, 19 Oktober 2021 - 09:31 WIB

Lapar dan Alami Dehidrasi
Petugas BBKSDA memperlihatkan seling baja yang menyebabkan kematian harimau sumatera ketika dilakukan neukropsi di BBKSDA Riau, Ahad (17/10/2021). Harimau Sumatera yang ditemukan mati di Bukit Batu Bengkalis diperkirakan berumur 4-5 tahun berjenis kelamin betina. Penyebab kematian kurang lebih 48 jam dikarenakan terjerat seling baja. (MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Titik terang penyebab kematian harimau betina yang ditemukan di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Bengkalis,  Ahad (17/10), terungkap. Dari hasil neukropsi yang dilakukan dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, penyebab kematiannya karena dehidrasi setelah berhari-hari terjerat kaki kiri bagian depannya. 

Dokter hewan BBKSDA Riau drh Danang mengungkapkan, harimau tersebut telah terjerat selama lima hari. Saat tertambat di jerat babi jenis seling baja tersebut, harimau tidak langsung mati. Melainkan setelah sekitar lima hari tidak mendapat asupan apapun, membuat satwa terancam punah ini tidak mampu bertahan hidup. 


Kondisi ini diketahui menurut Danang setelah diperiksa bahwa lambung harimau dalam kondisi kosong. 

"Tidak mendapat makanan dan menderita dehidrasi berat," sebut Danang. 

Kerusakan pada kaki akibat jeratan kabel baja juga diduga mempengaruhi kesehatan harimau selama terjerat. "Untuk pemeriksaan fisik, ditemukan luka berat pada kaki depan sebelah kiri. Lukanya sudah sangat dalam, sudah terlihat tulangnya," lanjut Danang. 

Danang memperkirakan harimau itu mati kurang dari 48 jam sebelum ditemukan warga. Umurnya saat kematian diperkiraan sekitar 4-5 tahun dan diprediksi belum pernah melahirkan. Harimau itu sendiri memiliki tapak depan selebar 12 cm dan tapak belakang 10 cm. Sementara panjang badannya mencapai 1,9 meter dari ujung kepala hingga ekor. Tingginya sudah mencapai 90 cm. 

Diberitakan sebelumnya, seorang pekebun menemukan harimau di Desa Tanjung Leban. Lokasi penemuan berjarak sekitar 21,85 km dari kawasan Suaka Margasatwa Bukit Batu. Harimau tersebut tertambat berhari-hari pada sebuah jerat yang sebenarnya dimaksudkan untuk menjerat babi hutan. 

Saat ditemukan harimau betina itu sudah dalam keadaan mati dengan kaki kiri bagian depan terjerat seling berbahan baja. Untuk mengidentifikasi lebih lanjut harimau tersebut, BBKSDA langsung melakukan evakuasi ke Pekanbaru. Bangkai harimau itu tiba di Pekanbaru pada Ahad (17/10) petang hari lalu.(end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook