KOTA (RIAUPOS.CO) – Di saat harga telur dan ayam potong melambung, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Pekanbaru ternyata tidak bisa menggelar operasi pasar murah. Padahal, operasi pasar bisa menjadi solusi mengendalikan harga barang keperluan harian.
Kepala DPP Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut didampingi Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Juarman mengatakan, kegiatan operasi pasar murah memang sudah lama tidak dilaksanakan. Tepatnya sejak dua tahun silam.
“Sejak 2016 tidak ada OP (operasi pasar murah, red),” ujar Juarman kepada Riau Pos, Rabu (18/7).
Meski demikian, dijelaskan Juarman, DPP Pekanbaru masih tetap ikut mendampingi pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau jika ada kegiatan pelaksanaan operasi pasar. “Kemarin, DPP Kota Pekanbaru menjelang Ramadan lalu dan dalam bulan Ramadan ada mendampingi OP yang ditaja Pemprov Riau,” jelas Juarman.
Saat ditanya kendala hingga tidak ada operasi pasar murah, Juarman mengaku belum mengetahui secara rinci. Hanya saja ia menjelaskan, jika terjadi kenaikan pada lima komoditi (beras, gula, daging, minyak goreng, dan tepung terigu), pihaknya akan bekerja sama dengan Bulog untuk menggelar operasi pasar murah.
“Jika ada kenaikan harga bahan pokok, Bulog punya lima komoditi (beras, gula, daging, migor dan tepung terigu) yang siap melaksanakan operasi pasar murah,” tutupnya.
Pelaksanaan operasi pasar ini sendiri sudah diharapkan oleh masyarakat Pekanbaru. Pasalnya, harga barang-barang keperluan harian saat ini sedang melonjak. “Harga sembako pada mahal. Seharusnya operasi pasar sudah digelar seperti dulu. Tetapi sudah lama tidak ada lagi,” ungkap Lina, warga Pekanbaru.
Menurutnya, operasai pasar sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan barang keperluan harian dengan harga lebih murah di pasaran. Ia mengaku dulu sering mendatangi lokasi pasar murah. Dengan membawa uang sekitar Rp150 ribu, ia bisa membeli hampir semua keperluhan pokok.