PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Potensi konflik antara satwa liar yang dilindungi dengan manusia kembali terjadi di Riau. Lagi-lagi ini berlokasi di lokasi perkebunan sawit seperti terjadi hampir di semua konflik gajah di Riau sepanjang tahun ini. Kali ini, dua ekor gajah liar terekam kamera petani masuk ke perkebunan sawit. Video tersebut sempat beredar luas beberapa hari sejak akhir pekan kemarin.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Senin (18/4) melaporkan, berdasarkan pantauan tim di lapangan memang ditemukan bekas jejak kaki gajah liar di lokasi video direkam. Kepala
Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Hansen Siregar juga memastikan, Tim BBKSDA Riau saat ini tengah berada di lokasi, untuk mencegah konflik terjadi.
"Memang ditemukan jejak kaki gajah di Desa Teluk Sungkai, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu. Saat ini tim sudah berada di lapangan untuk memantau keberadaan gajah- tersebut agar tidak masuk ke dalam perkebunan warga," ujar Hansen, kemarin.
Informasi masuknya gajah ke perkebunan ini bermula dari sebuah video amatir berdurasi 1 menit 30 detik yang beredar di sejumlah platform media sosial. Dalam video itu awalnya hanya terlihat satu ekor gajah sedang melewati sebuah anak sungai.
Hansen memberikan penjelasan terkait gajah tersebut. Menurutnya, gajah itu sedang berada pada fase dispersal. Dalam kondisi ini, seekor gajah jantan yang sedang mencari jati dirinya, berusaha mencari lokasi-lokasi di mana dia bisa menemukan tempat barunya sebagai sarang.
"Namun dari pantauan, gajah ini sudah melampaui wilayah yang kering dan masuk ke wilayah rawa. Kemungkinan gajah ini mengalami disorientasi," jelas Hansen.
Terkait klaim petani yang menyebutkan gajah telah merusak kebun sawit mereka, Hansen membenarkan hal tersebut. Menurutnya gajah liar tersebut memang sempat memasuki areal perkebunan kecil milik warga.
"Memang ada beberapa tanaman sawit yang dirusak, tapi pada umumnya tanaman pisang yang dimakan. Kami meminta masyarakat menahan diri, petugas sudah berjaga di lokasi untuk menghalau. Gajah ini akan digiring kembali masuk ke hutan yang menjadi habitatnya," kata Hansen.(end)