PANGKALANKERINCI (RIAUPPOS.CO) - Kawanan gajah liar kembali merusak lahan perkebunan warga di Kabupaten Pelalawan. Kali ini, hewan bertubuh besar itu, mengobrak-abrik ratusan tanaman kelapa sawit milik warga di Desa Betung Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan. Mamalia raksasa yang dilindungi itu diperkirakan berjumlah sebanyak enam ekor, dan mulai merusak tanaman kelapa sawit warga sejak dua pekan terakhir.
''Ada sekitar enam ekor gajah yang telah merusak ratusan pokok tanaman kelapa sawit kami di Desa Betung. Tentunya kehadiran kawanan gajah liar ini, menjadi ancaman serius bagi warga akibat merusak kurang lebih 5 hektare kebun kelapa sawit milik masyarakat tempatan,'' terang Junaidi, salah seorang petani kelapa sawit Desa Betung Kecamatan Pangkalan Kuras kepada Riau Pos, Senin (6/2).
Diungkapkan petani yang akrab disapa bang Jun ini, masyarakat setempat sudah berupaya mengusir kawanan gajah liar itu agar ke luar dari kebun untuk kembali ke hutan, menggunakan bunyi-bunyian berupa bedil pipa. Bahkan, warga juga 24 jam siaga dan berjaga malam di lokasi untuk menjaga kebun kelapa sawit mereka. Upaya ini telah dilakukan warga sejak hampir dua pekan terakhir.
''Namun, kawanan gajah itu tetap berputar-putar dan kembali ke sekitar perkebunan penduduk desa,'' ujarnya.
Keberadaan gajah liar itu, sambung Jun, sudah dilaporkan warga kepada pihak BKSDA Provinsi Riau. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan hewan berbadan besar ini dapat segera dikendalikan oleh pihak terkait.
Sehingga warga dapat tenang ke kebun seperti biasanya. Untuk itu, pihaknya berharap personel BKSDA Riau dapat segera turun dan mencari solusi untuk mengusir gajah dan menggiringnya kembali ke hutan. Sehingga kerugian yang dialami petani tidak bertambah banyak.
''Kami berharap agar hewan langka itu dapat segera diusir dari lahan kebun warga dan dikembalikan ke habitatnya di hutan. Sehingga tidak merugikan dan mengancam keselamatan masyarakat petani sawit tempatan,'' ujarnya.
Apalagi kehidupan warga Desa Betung ini mayoritas bergantung dari sektor perkebunan. ''Sehingga, jika kebun terusik oleh gajah liar, ke mana lagi kami yang menjadi korban konflik hewan berbelalai panjang ini untuk memenuhi keperluan sehari-hari,'' tutupnya.(gem)
Laporan M AMIN, Pangkalankerinci