PERIKSA DUA SAKSI BARU

Kapolda Ultimatum Penyidik Kematian Fitria

Pekanbaru | Jumat, 16 September 2022 - 11:22 WIB

Kapolda Ultimatum Penyidik Kematian Fitria
BASEMEN DPRD RIAU (DOK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kematian Fitria Yulisunarti, ASN di salah satu OPD Pemprov Riau sampai saat ini masih misteri. Kini hampir sepekan sejak ditemukan terjerat di gagang pintu mobilnya yang parkir di basemen Kantor DPRD Riau, penyidik gabungan dari Polresta Pekanbaru dan Ditreskrimum Polda Riau belum bisa memastikan penyebab kematian Fitria.

Dengan kondisi ini, Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal memberikan ultimatum kepada penyidik agar bisa mengungkap fakta di balik kematian Fitria. Kata dia, penyidik harus bisa segera merampungkan proses penyidikan dan memaparkan penyebab kematian secara scientific investigation.


"Saya sudah ultimatum Polresta Pekanbaru agar mengungkap kasus tewasnya ASN di basemen DPRD Riau. Harus selesai hari ini (kemarin, red)," tegas Kapolda Irjen Iqbal, Kamis (15/9).

Terpisah, Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan bahwa proses penyidikan terhadap kematian Fitria masih berlangsung. Terakhir, penyidik dikatakan dia telah memeriksa sebanyak 25 orang saksi, termasuk memeriksa hasil rekaman CCTV yang ada di basemen DPRD Riau. "Masih proses. Mudah-mudahan bisa segera rampung," sebutnya.

Dia mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan asumsi liar dan meminta agar mempercayakan sepenuhnya proses penyidikan kepada kepolisian. "Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan opini, asumsi yang tidak berdasar sehingga menimbulkan kesimpangsiuran informasi yang bisa saja merugikan pihak-pihak terkait," imbaunya.

Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru melalui Kasat Reskrim Kompol Andrie Setiawan, mengatakan pihaknya kembali melakukan pemeriksaan saksi baru. Sebelumnya, sudah 23 saksi diperiksa.

"Pemeriksaan masih berlanjut, hari ini (kemarin, red) ada penambahan saksi-saksi baru," ungkapnya.

Ketika ditanya soal perkembangan penyelidikan, Kompol Andrie menambahkan timnya masih menganalisa alat bukti."Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan total sebanyak 25 saksi. Tim masih menganalisa petunjuk alat bukti, baik berupa alat komunikasi elektronik hingga CCTV," ungkapnya.

Sementara itu, pihak keluarga Fitria didampingi pengacara Jon Kosneor dan rekannya R Hidayat mendatangi Polresta Pekanbaru, Kamis (15/9). Mereka datang sekitar pukul 11.45 WIB, terlihat juga dalam rombongan, Yoga, adik kandung korban.

Ditemui usai keluar dari pintu depan Mapolresta Pekanbaru, Jon Kosneor menyebutkan, dirinya baru saja ditunjuk pihak keluarga dan juga Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Riau sebagai pendamping hukum korban.

"Hari ini (kemarin, red) kami hadir untuk menemui Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru untuk bertanya sudah sejauh mana proses penyelidikan kasus ini," jelas Jon, Kamis (15/9).

Namun sayang pihaknya belum bisa bertemu Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan karena sedang ada pertemuan di Polda Riau. Kendati begitu Jon mengatakan, dirinya dan tim akan terus mengawal kasus ini."Kami positif akan mengawal kasus ini sampai jelas," ungkapnya.

Kendati mengaku belum menerima pemberitahuan soal perkembangan penyelidikan, namun Jon menduga ada kejanggalan saat ditemukannya korban dalam keadaan leher terjerat di dalam mobil."Patut diduga, korban dibunuh," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Fitria Yulisunarti ditemukan dengan kondisi leher terikat ke pegangan di atas pintu mobilnya yang parkir di basemen Kantor DPRD Riau, Sabtu (10/9). Penemuan mayat Fitria bermula ketika sekuriti bernama Edo bersama rekannya Bagus melaksanakan patroli sebagai petugas jaga pagi. Mulai sekitar pukul 09.00 WIB, mereka mengecek situasi areal Kantor DPRD Provinsi Riau.

Pada saat di area parkir basemen, mereka melihat pintu mobil korban dalam keadaan terbuka. Namun mereka tidak menghiraukan hingga tidak memeriksa lebih dekat mobil yang terparkir. Dikarenakan keduanya mengenal mobil korban yang sering ke Kantor DPRD Provinsi Riau, maka saat itu mereka kembali ke pos penjagaan depan.

Selanjutnya, pukul 11.00 WIB, Edo yang kini bersama anggota pengamanan lainnya bernama  Ikhsan kembali melakukan patroli areal kantor.

Ketika di parkir basemen, Edo mulai merasa heran karena pintu mobil korban masih dalam keadaan terbuka. Sehingga, bersama Ikhsan, ia berinisiatif mendatangi mobil korban.

Pada saat itulah mereka menemukan korban tewas dalam keadaan leher terjerat di dalam mobil minibus berwarna perak milik korban sendiri. Kemudian penemuan ini dilaporkan ke atasan mereka untuk kemudian dilaporkan ke polisi.

Polisi langsung mengamankan lokasi dengan garis polisi diikuti dengan evakuasi korban ke RS Bhayangkara Polda Riau. Satreskrim Polresta Pekanbaru pada hari yang sama langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari sejumlah saksi.(das)

Laporan AFIAT ANANDA dan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook