Kasus ASN Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Fitria Yulisunarti (40) yang ditemukan meninggal dengan kondisi leher terjerat di dalam mobilnya yang parkir di basemen Kantor DPRD Riau, Sabtu (10/9) masih misteri. Bahkan, keluarga pun tak yakin Fitria melakukan aksi bunuh diri.
Laporan SOLEH SAPUTRA dan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru
RIAUPOS.CO - BANYAK yang penasaran dengan kasus meninggalnya Fitria Yulisunarti (40). Tak hanya masyarakat umum, temannya sesama aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Keluarnya juga merasa aneh dengan kejadian yang menimpa wanita yang pernah bertugas di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau ini.
Kematiannya, tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi pihak keluarga. Namun juga bagi rekan-rekannya sesama ASN. Femi, rekan almarhumah juga mengaku terpukul dan sangat kehilangan sosok almarhumah.
Di mata Femi dan rekan kerja lainnya, almarhumah Fitria adalah orang yang baik, supel, ramah, dan tidak macam-macam dalam bertindak. "Kami biasa memanggilnya Fitri, dia orangnya baik. Tidak macam-macam dan sayang keluarga. Terutama terhadap anak semata wayangnya,"kata Femi.
Femi yang juga rekan saat bersekolah di SMAN 4 Pekanbaru tersebut, menceritakan, selama bersekolah almarhum termasuk anak yang pintar. Malah bisa dikatakan dia tidak pernah membuat masalah di sekolah.
"Fitri itu anak yang ceria dan kalau ngumpul di acara alumni juga heboh. Kadang-kadang bisa diajak untuk melakukan hal-hal seru yang membuat heboh,"ungkapnya.
Diakui Femi, sejak mulai tamat sekolah tahun 2000, ia baru beberapa tahun terakhir bertemu lagi dengan Fitri. Karena setelah tamat SMA, Fitri keluar kota dan bekerja di Kepulauan Riau.
"Jadi ketemu lagi itu pas Fitri pindah ke Pemprov Riau. Kami, teman-temannya merasa kehilangan dengan kepergian Fitri ini. Sudah hilang satu sosok teman yang ceria, perhatian, suka menolong, dan mau direpotkan kapan saja,"ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Riau Fariza mengatakan, setelah kepergian almarhumah pihaknya melakukan pengajian yasinan di Kantor DP3AP2KB Riau, sebagai bentuk dukacita sekaligus mengirimkan doa.
"Sebagai umat muslim, kami menggelar yasinan untuk mendoakan almarhumah. Karena dia juga merupakan staf di sini yang sudah bertugas selama 10 tahun. Beliau termasuk orang yang disiplin. Dalam bergaul juga dikenal baik,"ujarnya.
Kepada pihak kepolisian, Fariza juga berharap agar kasus ini segera terungkap karena berdasarkan informasi yang ia dapat, saat ditemukan almarhumah dalam kondisi tergantung dalam mobil.
"Informasi awalnya bunuh diri, tapi polisi sedang menyelidiki. Kami berharap polisi segera menyelesaikan kasus ini sehingga informasinya bisa jelas,"harapnya.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, pihaknya juga prihatin dengan peristiwa tersebut. Ia sebagai pimpinan juga tidak menduga peristiwa itu bisa terjadi. Tapi pihaknya menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian.
"Saya sebagai pimpinan tentunya prihatin kenapa peristiwa itu bisa terjadi, tapi saat ini kita serahkan seluruh prosesnya kepada pihak kepolisian,"katanya.
Sementara itu, pihak keluarga yakni adik kandung korban bernama Yoga, mengaku tidak percaya kakaknya melakukan hal itu. "Saya sebagai adik, saya tahu kakak saya. Dia dalam tekanan seberat apapun masih bisa melewati. Dia tidak akan semudah itu dan tidak sebodoh itu," kata Yoga pada Senin (12/9).
Yoga mengaku tahu betul sifat kakaknya. Sehingga mereka tidak percaya kalau disebutkan itu adalah peristiwa bunuh diri. Namun dirinya tidak mau berspekulasi dan menyerahkan pengusutan ke kepolisian. "Kami tunggu polisi bekerja. Kami kemarin sudah membuat laporan," tambah Yoga.
Yoga bercerita Fitria dahulu dinas Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau dan pernah diterpa masalah. Namun korban bisa melewati masalah tersebut dengan baik.
"Biar nanti hukum negara yang bicara saja. Kemarin kami udah lihat juga almarhumah, cuma jilbab yang dia pakai itu bukan punya dia. Dari rumah pakai jilbab marun,"katanya.
Yoga juga tidak mengetahui apakah kakaknya tersebut memiliki hubungan dengan seorang pria berinisial FH, ASN di Kantor Setwan DPRD Riau.
Almarhumah Fitria sudah mengabdi menjadi PNS selama 21 tahun 9 bulan. "Almarhumah Fitria diangkat menjadi PNS sejak 1 Juli 2000 atau sudah 21 tahun lebih mengabdi,"kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau Ikhwan Ridwan.
Terkait status pernikahan, Ikhwan mengatakan Fitria diketahui sudah bercerai dan memiliki seorang anak. Saat ditanyakan terkait adanya informasi almarhumah memiliki kedekatan dengan PNS di lingkungan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau, Ikhwan menyebut tidak mengetahuinya.
"Kalau didata kami, almarhumah sudah cerai atau statusnya janda. Kalau sedang dekat dengan siapa, kami tidak tahu, termasuk kenapa dia sering ke DPRD Riau,"ujarnya.(das)