PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pihak kepolisian terus melakukan pengembangan kasus kematian ASN Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Fitria Yulisunarti (40) yang ditemukan tergantung di dalam mobilnya yang parkir di basemen Kantor DPRD
Riau, Sabtu (10/9). Pada Senin (12/9), pihak kepolisan menyebutkan korban sempat cekcok dengan salah satu saksi yang diperiksa, yakni FH. Hanya saja, keterlibatan FH dan keterkaitan percekcokan mereka dengan kematian Fitria, masih didalami pihak kepolisian. "Keributan ada," ujar Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan ketika ditanya soal hasil pemeriksaan terhadap FH, ASN Setwan DPRD Riau yang disebut punya hubungan asmara dengan korban.
Namun Kompol Andrie menyebutkan Satreskrim Polresta Pekanbaru belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Kompol Andrie menyebutkan, pihaknya masih melakukan pendalaman. Selain soal enam unit CCTV yang masih dianalisa, pemeriksaan saksi pun diperluas. Hingga siang kemarin, sudah ada 17 orang yang masuk daftar saksi yang diperiksa.
Hingga Senin (12/9) pukul 22.00 WIB, Polresta Pekanbaru belum menahan siapa pun terkait kasus ini. "Belum ada yang ditetapkan tersangka," ungkap Kompol Andrie. Terkait isu sejumlah pemeriksaan dan barang bukti mengarah kepada FH, Kasat Reskrim enggan berkomentar lebih jauh. "Kami masih pendalaman saksi-saksi," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, penemuan mayat Fitria bermula ketika securiti bernama Edo bersama rekannya Bagus melaksanakan patroli sebagai petugas jaga pagi. Mulai sekitar pukul 09.00 WIB, mereka mengecek situasi areal Kantor DPRD Provinsi Riau.
Pada saat di area parkir basemen, mereka melihat pintu mobil korban dalam keadaan terbuka. Namun mereka tidak menghiraukan hingga tidak memeriksa lebih dekat mobil yang terparkir. Dikarenakan keduanya mengenal mobil korban yang sering ke Kantor DPRD Provinsi Riau, maka saat itu mereka kembali ke pos penjagaan depan.
Selanjutnya, pukul 11.00 WIB, Edo yang kini bersama anggota pengamanan lainnya bernama Ikhsan kembali melakukan patroli areal kantor. Ketika di parkir basemen, Edo mulai merasa heran karena pintu mobil korban masih dalam keadaan terbuka. Sehingga, bersama Ikhsan, ia berinisiatif mendatangi mobil korban.
Pada saat itulah mereka menemukan korban tewas dalam keadaan leher terjerat di dalam mobil minibus berwarna perak milik korban sendiri. Kemudian penemuan ini dilaporkan ke atasan mereka untuk kemudian dilaporkan ke polisi.
Polisi langsung mengamankan lokasi dengan garis polisi diikuti dengan evakuasi korban ke RS Bhayangkara Polda Riau. Satreskrim Polresta Pekanbaru pada hari yang sama langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari sejumlah saksi.
Selain saksi-saksi yang sedang berada di Gedung DPRD saat mayat ditemukan, seorang ASN Setwan DPRD Riau berinisial FH turut diperiksa. FH diketahui selama ini merupakan orang dekat dari korban Fitria.
"Benar, ada beberapa saksi yang dimintai keterangan, salah satunya berinisial FH. Kita melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kematian korban," sebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru saat itu.(end/sol)