PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Keberhasilan Polda Riau mengungkap lumbung beras oplosan diapresiasi Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Dapot Sinaga. Ia mewanti-wanti agar masyarakat tetap dan terus mewaspadai peredaran beras oplosan ini di Kota Pekanbaru. Pemerintah diingatkan untuk meningkatkan pengawasan dan melakukan sidak ke gudang-gudang yang ada.
"Pengungkapan kasus ini harus kita apresiasi. Semua elemen masyarakat, terutama di Kota Pekanbaru harus ikut mengawasi dan melaporkannya. Jangan sampai beras oplosan tersebut bebas dijual lagi," kata Dapot Sinaga, Jumat (22/12).
Seperti diketahui, dari pengungkapan lumbung beras oplosan oleh Polda Riau beberapa waktu lalu, setidaknya 18 ton beras Bulog SPHP kemasan 5 kilogram (kg) dioplos menjadi beras kelas premium merk tertentu. Pengungkapan jaringan mafia beras oplosan ini terjadi di beberapa gudang di Kota Pekanbaru.
Untuk itu, Dapot Sinaga sangat mendukung pelaku beras oplosan ini harus diberantas sampai ke akar-akarnya. "Bukan tidak mungkin, ada yang kecolongan, dan potensi beras oplosan sudah beredar, dan yang dijual di pasaran harus dicurigai," paparnya.
Disampaikan politisi PDI Perjuangan ini, dampak dari beras oplosan ini bisa membuat kesehatan masyarakat jadi terganggu. Sebab kemungkinan besar, oplosan beras ini menggunakan bahan-bahan yang merusak kesehatan.
Menurutnya, masyarakat diminta memahami benar jenis beras oplosan ini. Bisa dilihat dari warnanya yang berbeda dari beras umumnya. Kemudian bentuknya juga berbeda dari beras biasanya, meninggalkan serbuk putih jika dipegang di tangan, dan aromanya tidak enak. "Ini harus dipahami masyarakat agar tidak tertipu," terangnya.
Melihat dari trennya, disampaikan Dapot, bahwa maraknya beras oplosan ini disebabkan tingginya permintaan di pasaran, dan tidak mampu dipenuhi oleh pemerintah.(gus)