PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kebijakan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi jenis bright gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg ikut disoroti wakil rakyat di DPRD Pekanbaru.
"Ekonomi masyarakat belum lagi pulih sejak pandemi Covid-19, pemerintah sudah menaikkan harga elpiji nonsubsidi," kata anggota DPRD Kota Pekanbaru Zainal Arifin kepada wartawan, Rabu (13/7).
Zainal menilai, kenaikan harga elpiji di saat ini cukup menyakiti hati masyarakat yang sedang berjuang memperbaiki ekonomi. "Harapan kami tentu dicabut dan tunggu sampai kondisi perekonomian masyarakat membaik," pintanya.
Seperti diketahui, Pertamina melakukan penyesuaian harga yang berlaku pada 10 Juli 2022 untuk elpiji nonsubsidi. Adapun untuk elpiji 3 kg nonsubsidi berwarna pink dipatok menjadi Rp58 ribu per tabung. Untuk harga elpiji 5,5 kg naik menjadi Rp100.000- Rp127.000 per tabung. Sedangkan untuk elpiji 12 kg rata-rata harganya mencapai Rp213.00- Rp270.000 per tabung dilihat berdasarkan wilayahnya.
"Harapan kita semua terhadap ada kajian ulang terhadap keputusan menaikan elpiji nonsubsidi agar kehidupan masyarakat ini bisa berjalan normal. Terutama sektor ekonomi," tutur Zainal.
Diyakini Zainal yang juga merupakan anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru ini, akan ada efek domino terhadap keperluan masyarakat yang lainnya. "Belum lagi adanya niat pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, ini akan semakin membuat masyarakat khawatir. Harusnya pemerintah itu memperjuangkan bagaimana penghasilan masyarakat meningkat, bukan membuat kebijakan yang membuat tambah pening, tambahnya.(gus)