Minta Pemerintah Stabilkan Harga Beras

Pekanbaru | Rabu, 13 September 2023 - 09:22 WIB

Minta Pemerintah Stabilkan Harga Beras
Seorang pedagang beras di Jalan Kertama, Pekanbaru, menyusun beras kemasan 10 kg yang dijual di kios miliknya, Selasa (12/9/2023). (MHD AKHWAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Siti mengeluh. Kenaikan harga beras memaksanya memutar otak. Uangnya tidak lagi cukup untuk membeli satu karung beras isi 10 kilogram. Ia hanya mampu membeli sekitar 4 kilogram.

“Sekarang jauh kali mahalnya beras ini. Dulu uang yang sama saya bisa dapat sekarung beras, sekarang tak sampai setengahnya. Sudah minta diskon pun sama penjualnya tetap saja masih tekor. Naiknya tak tanggung-tanggung. Setiap bulan pasti naik, entah Rp500 per kilogram sampai Rp1.500 per kilogram,” keluh warga perumahan Villa Berkah, Kecamatan Bukitraya ini.


Ia berharap pemerintah bisa segera mengambil tindakan cepat agar harga beras tidak lagi meroket. Pasalnya bagi masyarakat Indonesia dan Kota Pekanbaru beras merupakan makanan pokok yang harus tersedia di meja makan. Jika harga terus naik akan menambah penderitaan rakyat.

“Kalau harga keperluan pokok seperti beras naik, gaji suami kami juga harus naiklah. Ini tidak UMR (upah minimum regional) cuma segitu, sedangkan harga keperluan pokok setiap bulan ada saja yang naik. Kalau tidak beras, telur dan malah minyak goreng. Seharusnya pemerintah memikirkan kami masyarakat kecil ini. Bukan asal main naikkan harga,” tuturnya.

Ibu rumah tangga lainnya, Tuti juga mengaku pusing dengan harga beras yang meroket. Meskipun dirinya menyukai beras Bulog yang disediakan oleh pemerintah, namun tidak semua pasar tradisional di Kota Pekanbaru menjual produk beras tersebut, sehingga ia harus mencari di toko UMKM ataupun pusat perbelanjaan terkemuka.

Meksipun stoknya ada, harga jual beras Bulog juga ikutan meroket sehingga ia harus mengeluarkan uang lebih banyak. “Saya kemarin dapat di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Soekarno Hatta. Dulu sih masih Rp45.000 per 5 kilogram, tapi beberapa hari yang lalu malah dapat Rp55.000 untuk ukuran 5 kilogram. Daripada naik lagi saya terpaksa beli agak banyak, biar kalau tiba-tiba harga naik, stok di rumah masih ada,” tuturnya.

Berbagai upaya pun dilakukan masyarakat untuk mengatasi keperluan beras. Tak sanggup membeli beras per karung, masyarakat pun memilih membeli secara ketengan atau eceran. Hal ini juga dilakukan salah warga Jalan Cipta Karya, Kecamatan Tuah Madani, Iwan, Selasa (12/9).  Ditemani anaknya, Iwan mencoba menawar harga beras di salah satu toko beras yang ada di Jalan Cipta Karya milik Yandi. Setiap dua pekan sekali, ia membeli beras di toko beras langganannya tersebut.

Berbagai merek beras hampir semua tersedia. Mulai yang premium hingga merakyat. Namun, kemarin Iwan tak membeli beras satu karung ukuran 10 kilogram seperti biasanya. Ia hanya membeli sekitar lima kilogram. Membeli ketengan. “Beras sudah mahal. Naiknya kelewatan, jadi beli eceran saja. Beli lima kilo saja,” ungkap Iwan.

Dengan membeli secara eceran tersebut, Iwan mengaku bisa mengatur uang untuk keperluan tambahan yang lain. Per kilogramnya, Iwan membeli beras Topi Koki dengan harga Rp15.000. “Di sana (toko beras, red) Rp16.000 kalau beli per kilonya. Agak mahal sedikit,” tambah Iwan.

Yandi, pemilik toko grosiran beras tersebut mengakui banyak pembeli eceran ketika harga beras mengalami kenaikan. “Yang ramai sekarang memang sudah beli eceran. Kalau beli satu karung, 10 kilogram kan sampai lebih Rp100 ribu,” terangnya.

Ia menambahkan, selain beralih ke eceran, pembeli juga banyak yang membeli beras Bulog. Beras Bulog ukuran 5 kg per karung yang ada di tokonya tersebut sudah ludes puluhan karung. “Hari ini (kemarin, red) saja tersisa tinggal satu karung lima kilogram beras Bulog. Beras ini sekarang yang paling laris karena hanya Rp53.000 per karung, lima kilo. Kalau beras Topi Koki kan lebih mahal lagi,” terangnya.

Pantauan Riau Pos di Pasar Dupa Kencana dan Pasar Cik Puan, Selasa (12/9), tampak sejumlah kaum emak-emak ‘’heboh’’ ketika melihat harga jual beras yang biasa mereka konsumsi kini naik lagi. Berat merek Topi Koki berkisar Rp15.500 per kg, beras Belida Rp16.000 per kg, Anak Daro Rp17.000 per kg. Sedangkan beras Bulog merek Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dijual seharga Rp11.600 per kg.

Padahal sebelumnya, harga beras masih berada di kisaran Rp9.500 per kg untuk beras SPHP, Topi Koki Rp14.500 per kg sampai Rp15.000 per kg, Belida Rp15.500 per kg, dan Anak Daro mulai dari Rp15.000 per kg hingga Rp16.500 per kg.

Seorang pedagang bahan-bahan pokok lainnya, Novi mengatakan, selain beras asal Sumatera Selatan, beras asal Sumatera Barat juga mengalami kenaikan. “Beras Belida sekarang Rp145 ribu per 10 kg, biasanya hanya Rp120 ribu per 10 kg. Selain itu, beras dari Sumatera Barat seperti Anak Daro dan Pandan Wangi juga naik, sekarang jadi Rp160 ribu per 10 kg,” katanya.

Dari informasi yang ia dapatkan, kenaikan harga beras tersebut karena ada beberapa petani yang gagal panen akibat pengaruh cuaca. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap produksi para petani.  “Katanya karena gagal panen, jadi produksi gabahnya kurang,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Pekanbaru Zulhelmi Arifin mengaku dirinya bersama tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru dan Kantor Wilayah (Kanwil) Bulog Riau-Kepri telah melakukan pemantauan terhadap harga beras di dua pasar tradisional pekan lalu.

Hasilnya, ditemukan harga beras mengalami kenaikan. Bahkan didapat harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau beras Bulog yang sebelumnya berkisar Rp9.950 per kg, per 1 September harganya naik Rp11.500 per kg.  “Iya memang ada kenaikan. Tapi, harga beras Bulog ini masih rendah dibandingkan beras premium lainnya,” katanya.

Meskipun ada kenaikan harga beras, namun lanjut Zulhelmi penjualan beras Bulog di kedua pasar tradisional di Kota Pekanbaru yaitu Pasar Cik Puan dan Pasar Lima Puluh cukup bagus. Harga beras lain berkisar Rp16.000 atau Rp17.000 per kg.

Bahkan guna memastikan stok beras di kota Pekanbaru tercukupi, Zulhelmi juga melakukan pemantauan ke gudang Bulog dan diketahui masih ada stok beras sekitar 3.600 ton lebih. “Makanya karena ada gagal panen ini harga beras jadi ikut melonjak,’’ ujarnya.

‘’Kami meminta masyarakat beralih ke beras Bulog saja yang harganya relatif lebih murah karena stoknya pun sudah kami cek masih banyak dan bahkan ada 1.500 ton lagi yang masih dalam perjalanan ke Pekanbaru. Jadi kami prediksi cukuplah untuk 3 bulan ke depan,” katanya.

Tak hanya di Pekanbaru, kenaikan harga berat yang meroket juga dirasakan daerah lain di Riau. Di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), beras dan cabai. Sementara sejumlah bahan keperluan pokok lainnya, masih normal.

“Harga beras mengalami naik sejak beberapa pekan terakhir ini, mulai dari Rp300 per kilogram dan saat ini naik mencapai Rp500 per kilogram,” ujar Kepala Disperindag Inhu, H Ergusfian SSos didampingi Kabid Pengembangan Perdagangan, Nurizal Murza Indra, Selasa (12/9).

Bahan kebutuhan pokok mengalami naik sebutnya, akibatnya berkurangnya pasokan dari daerah asal. Sebab, untuk bahan keperluan pokok seperti beras berasal dari Sumatera Barat dan Jambi.

Bahan keperluan pokok sambungnya, terus mengalami naik harga setiap pekannya. “Berdasarkan keterangan dari para pedagang, akibat terjadi paceklik. Hal ini dipengaruhi oleh musim kemarau panjang hingga terjadinya El Nino,” sebutnya.

Di Kabupaten Inhu, ada enam jenis beras yang dijual pedagang. Harga dari enam jenis beras itu tertinggi untuk jenis Anak Daro yakni Rp17.000 per kilogram dan terendah jenis beras Bulog yakni Rp12.000 per kilogram.

Di Dumai, dampak kenaikan harga beras ternyata juga dirasakan oleh kalangan emak-emak yang mengaku semakin sulit untuk mengakali keuangan rumah tangga.  “Pekan kemarin cabai sudah naik, kali ini beras pula naik harganya. Memang pusing kepala dibuatnya untuk menyiasati keuangan keluarga. Kalau untuk beras ini sudah kebutuhan utama jadi tidak bisa diakali lagi jumlah yang dibeli karena keperluannya memang seperti itu,” ujar Susana salah seorang ibu rumah tangga kepada Riau Pos, Selasa (12/9).

Diceritakan Susana, beras asal Sumatera Barat merk Anak Daro yang biasanya sekilo dijual harga Rp15.000  per kilo kini sudah mencapai Rp17.500 per kilo. Susana sempat coba beralih membeli beras Bulog, namun beras Bulog pun saat ini harganya naik.

‘’Di kedai-kedai yang biasanya dijual Rp50 ribu per karung 5 kg, kini sudah dijual diharga Rp58 ribu per karung 5 kg. Meski mahal ya tetap harus dibeli karena kalau tak ada beras mau makan apalagi? Palingan gak beli 1 karung 5 kg atau 10 kg,  tapi beli per 1 kilo saja,’’ ujarnya.

Sementara itu, Junaidi salah seorang pedagang harian mengaku kenaikan harga beras di tingkat agen dengan alasan stok beras mereka berkurang. “Dari agen mengatakan kenaikan harga beras ini karena memang stok beras mereka berkurang dan kenaikan harga di antara Rp2.000 per kilo sampai Rp4.000 perkilonya, tergantung jenis berasnya,” kata Junaidi.

Di Bagansiapiapi, Rokan Hilir (Rohil) harga beras masih normal, bahkan ada yang turun. Hal itu diketahui dari perbandingan harga di Pasar Tradisional Datuk Rubiah Bagansiapiapi yang dilakukan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Rohil  usai melakukan pemantauan langsung.

Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disperindagsar Rohil Delta Norantika SE MM, melalui kontributor Susanto SAP menyebutkan dari pemantauan Selasa (12/9), harga beras medium Sigudang Rp13.000 per kg, Srikuning Rp12.000 per kg, dan beras Bulog medium Rp11.500 per kg. Sementara untuk beras Anak Daro Payakumbuh Rp16.000 per kg, beras IR 64 Cap Payung Rp15.000 per kg.

Bila dibandingkan pekan lalu terang Susanto, justru terjadi penurunan harga untuk beras Sigudang pada pekan lalu yang dijual Rp14.000 per kg, beras Sikuning yang sebelumnya Rp13.000 per kg, dan bulog medium stagnan Rp11.500 per kg. “Sedangkan untuk beras Anak Daro Payakumbuh Rp16.000 per kg, beras IR 64 Cap Payung Rp15.000 per kg, masih sama,” katanya.

Sementara, untuk menekan terjadinya inflasi dampak naiknya harga jual beras di pasar tradisional yang ada ibukota kecamatan dan pasar desa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu (Rohul) bekerja sama dengan Bulog akan menyalurkan bantuan beras selama 3 bulan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di 16 kecamatan sesuai data Kemensos RI.

Disamping memantau harga dan stok beras di pasaran dan distributor, pemerintah daerah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Rohul akan menggelar gerakan pangan murah (GPM) di sejumlah kecamatan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala DKPP Rohul Barikun SP didampingi Kabid Ketersedian dan Distribusi Pangan DKPP Rohul Emrizon SPi kepada Riau Pos, Selasa (12/9)  usai memimpin Rakor Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pangan Pemerintah  di Aula Kantor DKPP Rohul.

 ‘’Dari hasil rakor petang ini (kemarin, red), Insya Allah dalam pekan ini akan disalurkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah (CPP) yang ada di Bulog kepada KPM. Untuk teknis penyaluran bantuan beras akan dilakukan oleh pihak PT Pos, berdasarkan data KPM yang ditetapkan Kemensos RI ’’ ujarnya.

Selain itu, menyalurkan bantuan 10 kilogram beras per KPM, Barikun mengatakan, langkah yang dilakukan pemerintah daerah untuk menekan tinggnya harga jual beras di pasar tradisional maupun pasar desa di 16 kecamatan se-Rohul akan menggelar pasar  murah di sejumlah titik.

‘’Kegiatan GPM akan digelar Oktober mendatang, bertepatan dengan momen Rohul Ekspo dalam rangkan memeriahkan peringatan HUT ke 24 Kabupaten Rohul. Untuk bulan ini, pemerintah daerah bersama Bulog menyalurkan bantuan beras kepada KPM,’’ katanya.

Pemprov Riau Giatkan Operasi Pasar

Asisten II Setdaprov Riau M Job Kurniawan mengatakan, harga beras naik tersebut juga memicu kenaikan inflasi di Riau. Saat ini inflasi Riau ada pada angka 3,15 persen. Atau naik dibandingkan sebelumnya yakni 1,96 persen. “Adapun hal-hal yang membuat kenaikan inflasi di Riau yakni kenaikan harga beras dan BBM nonsubsidi,” ujarnya.

Terkait kenaikan harga beras tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Riau untuk melaksanakan operasi pasar murah. Tercatat ada tiga lokasi prioritas untuk pelaksanaan operasi pasar murah ini. (fad/ilo/ayi/kas/epp/ sol/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook