PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengingatkan pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Seperti dengan mengaktifkan kembali posko bersama pihak terkait di setiap daerah.
Kepala pelaksana BPBD Riau Edy Afrizal mengatakan, karena sudah ada terjadi karhutla di beberapa daerah di Riau, posko bersama untuk pengendalian karhutla hendaknya diaktifkan kembali.
Selain itu, para petugas juga diminta mulai melakukan patroli rutin di wilayah masing-masing. ''Memang sudah ada kebakaran lahan. Walau pun masih relatif kecil, tapi bagi kami ini sebuah alarm, karena itu petugas hendaknya siaga dan posko bersama kembali
diaktifkan,'' kata Edy.
Lebih lanjut dikatakannya, imbauan tersebut sebagai bentuk langkah siaga. Upaya preventif ini untuk meminimalisir terjadinya karhutla lebih besar lagi. Terutama lima daerah yang sudah terdapat titik kebakaran selama 2023 ini.
Seperti Dumai 1 hektare, Bengkalis 3,58 hektare, Siak 0,1 hektare, Pekanbaru 6,5 hektare, Kampar 0.75 hektare. Sementara sembilan daerah lainnya masih nihil titik api. ''Walau pun masih relatif kecil, tapi perlu kita ingatkan,'' ungkap Edy.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya juga akan segera mengumpulkan para kepala BPBD kabupaten/kota pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Karhutla.
''Untuk Rakor nanti kita ingin menekankan upaya preventif pencegahan dengan memaksimalkan pemantauan. Untuk daerah yang sudah ada Karhutla segera minimalisir titik api dengan mengerahkan petugas, aktifkan komunikasi bersama unsur terkait,'' harapnya.
Untuk diketahui, selama penetapan status siaga darurat Karhutla di Riau tahun 2022, total luas lahan yang terbakar seluas lebih kurang 1.245,97 hektare lahan di 12 Kabupaten/kota se Provinsi Riau. Paling luas terbakar berada di Kabupaten Rohul dengan luas 336 hektare dan di Rohil dengan luas 202,5 hektare.
''Sebaran lainnya terbakar seluas 150,89 hektare di Kampar, kemudian 154,40 hektare di Bengkalis dan 114,20 hektare di Pelalawan. Selanjutnya, seluas 85,50 hektare terbakar di Inhil, sebanyak 79,25 hektare terbakar di Inhu. Kemudian, seluas 52,45 hektare terbakar di Dumai,'' katanya.
Untuk di Kepulauan Meranti sendiri terbakar seluas 32,35 hektare dan masing-masing di Siak 18,56 hektare, lalu 19,38 hektare di Pekanbaru dan di Kuansing 0,50 hektare.(sol)