Kasus LSD Sapi Mewabah ke Tujuh Kabupaten/Kota

Pekanbaru | Jumat, 11 Maret 2022 - 08:53 WIB

Kasus LSD Sapi Mewabah ke Tujuh Kabupaten/Kota
HERMAN (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - SETELAH sebelumnya ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Saat ini kasus sapi yang terinfeksi lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol juga sudah ditemukan di enam kabupaten/kota lainnya, sehingga kasus LSD saat ini sudah ditemukan di tujuh kabupaten/kota di Riau.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau Herman mengatakan, pada tujuh kabupaten tersebut total sudah ada  242 ekor sapi yang terinfeksi LSD. LSD adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh lumpy skin disease virus (LSDV). Yang terbanyak ditemukan masih di Kabupaten Inhu.


"Sejak penyakit LSD ini ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu, kemudian berkembang di enam kabupaten/kota di Riau," kata Herman.

Lebih lanjut dikatakannya, tujuh daerah yang ditemukan penyakit LSD di antaranya Inhu sebanyak 114 ekor sapi, Pelalawan 25 ekor, Kampar 8 ekor, Dumai 20 ekor, Bengkalis 12 ekor, Indragiri Hilir 13 ekor, dan Siak 50 ekor.

"Jadi jumlah sapi yang sakit terkena penyakit itu ada 242 ekor, dimana tiga ekor di antaranya mati. Namun, tingkat kematian penyakit sangat kecil maksimal 5 persen," jelasnya.

Selain mati, lanjut Herman, terdapat 13 ekor sapi dipotong paksa oleh peternak, karena masyarakat takut mati. Meski dipotong paksa, daging sapi tetap bisa dikonsumsi. Hal itu karena yang kena penyakit hanya bagian kulit sapi.

"Tapi setelah kita tangani secara intensif, angka kesembuhan sapi yang terkena LSD cukup tinggi yakni 84 persen dari total sapi yang terkena penyakit. Jadi ciri-ciri sapi mulai sembuh dari LSD ini sapi sudah mau makan, karena selama sakit sapi tidak makan sebab tenggorokan sakit," paparnya.

Kemudian ciri-ciri lain sapi sembuh dari penyakit LSD adalah, luka di bagian kulit sapi mulai mengering, lalu benjolan mulai mengecil namun bekas luka masih ada.

"Jadi dari 114 sapi yang terpapar LSD di Inhu itu, kalau kita lihat dari empat kategori itu Alhamdulillah 100 persen sudah sembuh, begitu juga kabupaten dan kota lainnya 100 persen sudah sembuh setelah kita lakukan penyuntikan vitamin. Kecuali Dumai, dari 20 ekor sapi yang terpapar 10 ekor sudah sembuh," tuturnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran LSD,  pihaknya akan melakukan vaksinasi terhadap 100 ribu sapi yang ada di Riau. Vaksin untuk mengantisipasi penyebaran virus LSD tersebut pengadaanya dilakukan oleh pemerintah pusat. Saat ini pihaknya masih menunggu kiriman vaksin tersebut.

"Setelah dilakukan penelitian terhadap sampel darah sapi yang terkena LSD, untuk pencegahannya akan dilakukan vaksin terhadap 100 ribu sapi di Riau," kata Herman.

Dilanjutkan Herman, vaksin untuk mengantisipasi penyebaran LSD pada sapi tersebut diimpor dari luar negeri. Pasalnya, kasus sapi yang terkena LSD di Riau tersebut merupakan kasus pertama yang ditemukan di Indonesia.

"Pada tahap awal, informasinya akan datang 7 ribu vaksin terlebih dahulu. Vaksin ini harus dilakukan selama tiga tahun berturut-turut," ujarnya.(hen)

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook