PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Penyelenggaraan acara Malam Puncak mengakhiri rangkaian kegiatan Pemilihan Duta Bahasa Riau 2018 yang ditaja oleh Balai Bahasa Riau.
Bertempat di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Sabtu (7/4/2018), sebanyak 40 finalis dari 130 peserta bersaing untuk meraih gelar Duta Bahasa Riau 2018. Mereka dinilai oleh tiga orang juri, yakni Kepala Balai Bahasa Riau Drs. Umar Solikhan M.Hum, Dr Junaidi (Wakil Rektor I Unilak), dan Candra Alfindodes (Ketua Ikatan Dubas Riau)
Menurut Ketua Panitia Pemilihan Duta Bahasa Riau 2018, Yeni Maulida, S.Pd, dalam kegiatan yang rutin digelar mulai 2006 itu, para peserta kebanyakan mahasiswa perguruan tinggi negeri maupun swasta di Kota Pekanbaru.
Terkait kegiatan, diterangkannya bahwa peserta sebelumnya menjalani serangkaian kegiatan, yakni seleksi berkas, tes wawancara, baik dari kebahasan dan juga tentang psikologi.
"Kami melibatkan salah satu dosen psikologi di Universitas Islam Riau sebagai salah satu juri wawancara," kata Yeni yang ditemui di sela-sela acara.
Selanjutnya, terangnya, para peserta menampilkan bakat sekitar 5-7 menit. Kemudian, mereka mengikuti tes tertulis, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan materi pilihan ganda.
"Kalau untuk bahasa Inggris, mereka (peserta, red) menulis. Kalau oral (lisan), bisa mereka menghafal. Karena itu, kami melihat dari struktur bahasa Inggris," sebut salah satu peneliti di Balai Bahasa Riau tersebut.
Dia menambahkan, setelah tiga kali tes, jumlah peserta dirampingkan lagi menjadi 40 finalis yang akan diberi pembekalan.
"Mulai dari pembekalan tentang kemampuan kebahasaan yang di dalamnya tentang kaidah penggunaan bahasa Indonesia, ejaan, paragraf, cara berbicara di depan publik, retorika," tuturnya.
Adapun narasumber tentang kebahasaan, imbuhnya, merupakan penyuluh dari Balai Bahasa, di antaranya Dr Fatmawati, Dra. Sri Sabakti, Ahmad Nawari. Untuk Ahmad Nawari, sambung Yeni, pembicara itu akan berbagi pengalaman tentang mengajar bahasa Indonesia bagi penutur asing di luar negeri.
Tahap selanjutnya adalah materi dari motivator bagi para peserta. Setelah itu, peserta juga diberi materi tentang kesehatan dan kecantikan dari salah satu klinik kecantikan. Kemudian, ada pula soal komunikasi publik.