PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) tengah menyelesaikan tahapan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023. Sebelumnya, pekan lalu, dewan telah menggelar Rapat Paripurna dengan agenda penyampaian jawaban gubernur atas pandangan umum Fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) APBD.
Ada beberapa poin yang menjadi sorotan dewan terkait APBD 2023. Salah satunya ialah anggaran untuk putra-putri Riau yang menjadi qari dan qariah. Hal ini sebagaimana disampaikan Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto kepada Riau Pos, Ahad (6/11). Dikatakan dia, selama ini anggaran untuk pembinaan qari dan qariah di Bumi Lancang Kuning cenderung tidak mencukupi, termasuk bonus yang disiapkan kepada qari dan qariah berprestasi.
"Kalau saya pribadi, 2023 juga menuntut pemprov melakukan lompatan besar terkait penghargaan bagi anak Riau yang punya prestasi di bidang qari dan qariah. Artinya kita harusnya siapkan anggaran atau bonus sama besar dengan dunia olahraga. Jangan dibedakan," ungkap Hardianto.
Dikatakan dia, tahun 2020 lalu, anggaran untuk qari dan qariah, baik itu untuk pembinaan dan bonus prestasi hanya sebesar Rp20 juta. Namun pada saat pengesahan APBD, dirinya mendorong agar anggaran tersebut dapat dinaikan. Alhasil, jumlah uang yang dianggarkan pemprov naik sebesar Rp200 juta. Namun jumlah ini menurut dia tidaklah cukup. Bahkan masih kalah dengan yang dianggarkan provinsi tetangga, yakni Sumatera Barat untuk qari dan qariahnya.
"Untuk APBD 2023 ini kami minta kemarin bagaimana bisa menaikan anggaran lebih dari Rp200 juta. Sama sepeti Sumbar-lah. Kok Sumbar mampu dengan APBD lebih kecil dari kita. Kalau ini kita naikkan bonusnya, tentu motivasi anak-anak kita untuk menjadi qari dan qariah, maupun hafiz dan hafizah meningkat," ungkapnya.
Dijelaskan dia, mengapa peningkatan anggaran qari dan qariah penting, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter serta mental putra-putri Riau. Dengan mengenal dan memahami seluk beluk Al-Qu’ran, diharapkan putra-putri Riau dapat menjadi SDM yang andal. Baik dari segi ilmu sains dan ilmu agama. Sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan SDM yang ada di Bumi Lancang Kuning.
"Membentuk memtovasi insan yang memang siap secara mental membangun bangsa ke depan. Kenyataannya dua hal ini harus saling bersandingan. Ilmu pendidikan dan ilmu keagamaan. Terakhir, kita minta konsistensi pemprov segera membayarkan bonus qari dan qariah ini," pintanya.
Terakhir, Hardianto juga meminta pemprov agar melakukan pembenahan terhadap pembinaan qari dan qariah asal Riau. Ia cukup kecewa dengan hasil MTQ nasional tahun ini. Di mana Riau yang identik dengan budaya Melayu dekat dengan Islam, tidak masuk dalam 10 besar peringkat nasional pada MTQ tahun ini. Dengan kegagalan tersebut, menurut dia sangat mencerminkan bahwa pembinaan oleh pemprov masih jauh dari yang diharapkan.
"Ada pembenahan secara seriuslah. Di tingkat MTQ nasional ternyata Riau tak masuk 10 besar. Kita minta bagaimana ini harus betul-betul dibenahi. Jangan bicara bidang prestasi Negeri Melayu yang agamis dan Islami. Namun anak-anak kita belum bisa berprestasi di lomba keislaman. Saya akan kawal terus. Kita berharap lembaga seperti ini dipegang oleh orang yang selektif. Betul-betul membidangi dan mengusai," ujarnya.(adv/nda)