SUARA DENTUMAN DI LOKASI SEMBURAN, BERPOTENSI TIMBULKAN LEDAKAN

Lubang Membesar, Kandungan Gas Beracun Nol

Pekanbaru | Minggu, 07 Februari 2021 - 09:07 WIB

Lubang Membesar, Kandungan Gas Beracun Nol
Foto udara kondisi terkini lubang semburan gas bercampur lumpur yang semakin membesar di Pondok Pesantren Al Ikhsan, Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Sabtu (6/2/2021). DEFIZAL/Riau Pos

Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Nofrizal yang meninjau lokasi semburan, Sabtu (6/2) mengatakan sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi di Ponpes Al Ihsan. ‘’Tetapi, Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada korban jiwa. Kalau ada korban materi, mudah-mudahan nanti akan dicarikan solusinya,’’ ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melihat apakah kawasan di Ponpes Al Ihsan juga termasuk dalam kawasan penghasil gas. “Karena di sini ada perusahaan energi yaitu PT Kalila,” ujar Nofrizal.


Diungkapkannya, PT Kalila adalah PT yang menguasai terhadap pegeboran gas yang ada di wilayah Tenayan Raya. Untuk itu harus kita lihat seberapa luas cakupannya. ‘’Kalau seandainya cakupannya cukup luas, tentu harus dipertimbangkan bagaimana terhadap lokasi yang berada kawasan di sini. Kan juga ada Kantor Wali Kota, PLTU, PLTG. Kalau seandainya ini potensi yang besar tentu bisa dikelola. Tapi kalau ini hanya sifatnya temporer tentu dibuat semacam aturan,”ujarnya.

Sementara itu, menurut Dosen Teknik Perminyakan di Universitas Islam Riau (UIR) Dr Eng Muslim menjelaskan, untuk lebih bisa memastikan apakah berpotensi membahayakan tentu harus dikaji dari data-data yang diperoleh di lapangan.

“Kalau saya berbicara harus berdasarkan data. Data itu harus kita catat, harus kita record berdasarkan waktu. Misalnya, satu hari 24 jam. Paling tidak kita record datanya per 6 jam atau  per 12 jam sekali. Sebagai contoh kadar gas, kecepatan perubahan diameter lubang, kecepatan ketinggian semburan, persentase H2S-nya dan lain-lain,”ujarnya.

Menurutnya, dari data itu nantinya akan dapat ditarik kesimpulan apakah trennya semakin membaik atau semakin mengkhawatirkan. “Kalau sudah tahu itu, baru saya bisa memberikan saran mitigasinya seperti apa,” jelasnya.

Selanjutnya, soal adanya suara dentuman atau getaran yang ditimbulkan oleh semburan, itu bisa diukur levelnya. Apakah levelnya makin kuat per 6 jam atau per 12 jam. Atau malah semakin turun.

“Bagi saya sebagai seorang akademisi, itu semua harus kita record. Karena kejadian semburan ini sudah berlangsung di hari ketiga. Untuk itu, saya harapkan pihak dinas ESDM sudah memiliki data-data untuk dijadikan sebagai sebuah landasan dalam menarik sebuah kesimpulan apakah mengkhawatirkan atau tidak,” sebutnya.

Dijelaskannya, untuk pembesaran diameter lubangnya bisa saja hari pertama, hari kedua dan hari ketiga mungkin lambat pembesaran lubangnya. Dan bisa jadi tidak ada penambahan diameternya pada hari atau jam-jam berikutnya.

“Dari data itu kan nanti bisa ditarik kesimpulan. Tetapi jika tidak ada terjadi penambahan diameter, berarti kan tidak ada hal yang menjadi kekhawatiran. Dan saya sarankan agar dipantau dan dicatat setiap per 6 jam perkembangannya,” terangnya.

‘’Kalau seandainya semburannya semakin berkurang, in sya Allah tidak akan menimbulkan ledakan. Apalagi kandungan gas beracun atau H2S, nol. Berarti dari sisi gas beracunnya sudah aman,’’ ujarnya.

30 Personel Kepolisian Berjaga

Masih aktifnya semburan gas bumi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ikhsan, Kecamatan Tenayan Raya membuat petugas terkait gerak cepat. Tak terkecuali dari Polresta Pekanbaru dan Polsek Tenayan Raya untuk melakukan pengamanan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook