(RIAUPOS.CO) - Tim dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau terus melakukan pengecekan secara berkala, terhadap semburan gas bumi yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Ihsan Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Per hari Sabtu (6/2) lubang semburan gas terpantau semakin melebar.
Kepala Dinas ESDM Riau, Indra Agus Lukman mengatakan, pada awal terjadi semburan gas, diameter lubang hanya sekitar tiga inci. Namun saat ini diameter lubangnya terus membesar hingga empat meter. “Lubang semburannya terpantau semakin membesar, tim saat ini terus mengecek tanah di sekitarnya apakah ada retakan atau tidak,” katanya.
Jika ditemukan retakan tanah di sekitar lubang semburan tersebut, maka lanjut Indra radius aman dan evakuasi akan diperlebar. Tim gabungan juga terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap kondisi di lapangan. “Besok pagi (pagi ini, red) tim akan melakukan rapat. Kami juga sudah menyurati Dirjen Migas di Kementerian ESDM,” ujarnya.
Apakah semburan gas bumi yang ada berpotensi menimbulkan ledakan? Indra mengatakan, hal tersebut mungkin saja terjadi. Pasalnya dari hasil pengecekan Lower Explosive Limit (LEL) naik turun. “Kalau ledakan atau terbakar mungkin saja bisa terjadi karena hasil pemeriksaan LEL kadang tinggi tapi kadang juga nol. Untuk itu, saat ini radius aman juga sudah diperlebar,” sebutnya.
Hal senada diungkapkan Analis Program Energi Baru Terbarukan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau Darwin. Ia mengatakan, semburan di Ponpes Al Ihsan di Kecamatan Tenayan Raya bisa berpotensi menimbulkan ledakan.
Pasalnya, dari pengukuran menggunakan alat gas detektor telah menunjukkan di ambang batas 6 persen LEL. Artinya, di angka 6 persen LEL itu bisa berpotensi menimbulkan ledakan. “Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada pukul 12.49 WIB menunjukkan LEL diangka 6 persen. Tetapi untuk kandungan gas beracun atau H2S, nol persen,” ungkapnya.
Ia mengimbau agar warga dilarang mendekat ke lokasi semburan apalagi membawa handphone karena bisa berpotensi menimbulkan ledakan. Selain itu, berdasarkan pantauan petugas di lapangan dengan menggunakan kamera drone, diameter lubang semburan semakin membesar yang awalnya 3 hingga 4 inci kini mencapai diameter 4 meter.
Semburan juga menimbulkan suara dentuman dan getaran. “Diameternya sekarang sudah mencapai 4 meter. Sedangkan sumburan ke atas belum bisa dipastikan berapa ketinggiannya karena bervariasi,” terangnya.
Selain terus memantau kondisi terkini, Sodi salah seorang petugas dari Tagana menuturkan, pihaknya juga turut membantu mengevakuasi barang-barang di Ponpes Al Ihsan yang masih tertinggal di kelas atau asrama di sekitar semburan lumpur.
“Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, warga dilarang mendekat ke lokasi semburan. Bahkan imbauan peringatan tanda berbahaya juga sudah dipasang,” jelasnya.
Sementara Kepala Ponpes Al Ihsan, Untung Wahyudi menuturkan, adanya suara dentuman dan getaran baru terjadi pada pagi hari menjelang siang kemarin. Untuk itu pihak keamanan dari kepolisian, BPBD dan Tagana saat ini masih terus berjaga dan memantau kondisi di ponpes. “Tetapi kita perlu waspada karena masih dalam proses pengkajian dari lembaga terkait,” ujar Untung Wahyudi.
Ia menuturkan, saat ini juga tengah melakukan evakuasi barang-barang yang masih ada di asrama dan lokal. Dan akan di evakuasi ke Ponpes Al Ihsan di Kubang Raya. “Kalau untuk santri sudah kami evakuasi beberapa saat setelah kejadian, Kamis (4/2) lalu, dari siang hingga malam hari. Tetapi saat ini kami tengah mengevakuasi barang-barang yang masih ada di asrama,” ujarnya.