PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tewasnya seorang pelajar saat melewati portal yang teraliri arus listrik di Perum Villa Panam, Jalan Melur, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tuah Madani, Jumat (29/7) lalu mengejutkan banyak pihak. Maraknya pemasangan portal di kawasan permukiman penduduk pun dipertanyakan. Perlukah?
Fenomena pemasangan portal jalan ini banyak ditemukan di kompleks perumahan. Apalagi sejak pandemi Covid-19 terjadi. Namun portal dibuat tak hanya di kompleks perumahan, tapi juga sampai di jalan umum menuju perumahan warga.
Pantauan Riau Pos, beberapa kompleks perumahan yang cukup besar dan ada jalan umum di sana, portal jalan dipasang di banyak titik. Misalnya saja di sekitaran Jalan Marsan Sejahtera, Kecamatan Tuah Madani dan Perumahan Beringin di Kecamatan Marpoyan Damai.
Di sekitar Jalan Marsan Sejahtera ada sekitar delapan jalan umum dipasang portal oleh warga di Kelurahan Sidomulyo Barat yang berdekatan dengan sekolah An-Namiroh Pusat tersebut atau seputaran Masjid Darul Aman.
Portal tersebut dipasang di Jalan Ega 1, Ega 2, dan Ega 3. Lalu Jalan Dewi 1, Dewi 2, Dewi 3 dan Dewi 4. Serta beberapa jalan lintas lainnya yang tidak diketahui namanya.
Jalanan yang ditutup ini membuat warga kesulitan menuju akses dari Jalan Melur menuju Jalan Marsan. Padahal jalan ini jadi alternatif orang tua melintas membawa anak mereka ke sekolah yang banyak berada di sekitar kawasan ini.
Portal yang dibangun warga tersebut terbuat besi bulat yang dipasang melintang menutup jalan. Untuk di Jalan Dewi 2, portal ditutup mati dan di Jalan Dewi 1 dan Jalan Dewi 3 buka tutup. Sementara di Jalan Ega 2 portal ditutup, satu dibuka.
Hal ini tentu saja membuat para pengendara yang melewati kawasan tersebut jadi kesal karena tidak bisa melintas akibat portal dikunci gembok oleh warga sekitar. Warga hanya membuka satu atau dua portal untuk laluan kendaraan yang kerap menjadi sumber kemacetan saat dua mobil berselisih lewat di sana. Padahal jalan yang diportal tersebut bukan daerah kawasan kompleks perumahan dan merupakan jalan umum yang sepi dari aktivitas bermain anak-anak.
Seorang pengendara bernama Eri mempertanyakan, apakah boleh warga menutup jalan umum dengan membangun portal. Karena menurutnya jalan tersebut bukan berada di dalam kompleks perumahan.
"Portal ini dibangun setelah jalannya diaspal. Sebelumnya satu, kemudian hampir semua dipasang portal. Kami lewat di sini juga kesal dengan sikap warga dan RT di sini yang seenaknya menutup jalan," tutur pria yang tinggal di kompleks perumahan sekitar sana.
Hal yang sama juga diungkapkan Santi. Ibu rumah tangga ini terpaksa membawa sepeda motor memutar-mutar saat mengantar anaknya dari arah Damai Langgeng menuju ke SD negeri di Jalan Putri Tujuh.
"Saya kalau di kawasan ini sering kesal, Bang. Sudahlah banyak polisi tidurnya, kini diportal pula. Ntah gimana, kok senang membuat pengendara susah. Padahal ini jalan dibuat atas pajak kami juga," keluhnya kepada Riau Pos saat ditemui lewat di kawasan tersebut, kemarin.
Dilanjutkan Santi, ia khawatir kejadian siswa tersengat listrik saat melewati portal yang tertutup di lokasi yang tak jauh dari sana beberapa hari lalu, bisa terulang lagi. “Saya minta kepada Pak Wali Kota untuk membongkar portal ini. Banyak mudharat dibanding manfaaatnya. Tolong bongkar sebelum terjadi hal yang buruk," pintanya.
Dipasang karena Rawan Maling
Sementara itu, Ketua RT 06 RW 04, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tuah Madani Nursal menyebutkan, portal maut yang berada di bagian belakang Perumahan Villa Panam pada sisi Jalan Marsan Sejahtera itu sudah lama terpasang. Pemasangan itu diinisiasi warga perumahan karena seringnya terjadi aksi pencurian.
Nursal menceritakan, perumahan tersebut sekitar tahun 2005 belum terpasang portal. Khususnya di lokasi kejadian, waktu itu masih merupakan lokasi bedeng pekerja bangunan perumahan. Awalnya developer sempat bertanya kepada warga apakah jalur itu ditutup apa tidak. Namun saat itu warga belum menanggapi.
"Awalnya mau ditutup developer. Lalu seiring waktu, warga perumahan mulai ramai, ternyata di situ titik rawan. Bahkan, warga waktu itu pernah hilang mobil, hingga warga berinisiatif memasang portal di semua pintu masuk. Semuanya ada lima portal, termasuk gerbang," kata Nursal ketika ditemui di rumahnya di perumahan itu, Rabu (3/8).
Pembuatan portal itu sendiri sudah cukup lama, bahkan sebelum ada pemekaran RT hingga perumahan itu sendiri menjadi RT 06. Nursal sendiri mengaku baru dua bulan terakhir terpilih menjadi Ketua RT. RT 06 sendiri merupakan pemekaran RT 01.
Terkait pencangkokan listrik tanpa izin di portal tersebut, Nursal mengaku tidak tahu kapan itu dimulai. Selain letaknya jauh di sudut belakang kompleks, penghuni rumah terdekat dari portal juga baru mengontrak di sana.
"Kami belum tahu siapa yang pasang. Kemarin dipanggil Polsek, saya sampaikan demikian juga. Memang saya juga belum tahu. Tapi kemarin sudah dicabut orang PLN," kata Nursal.
Terkait kejadian tersebut, Nursal menyebutkan, dirinya beberapa warga sudah mendatangi rumah orang tua korban. Warga takziah setidaknya dua kali sebagai bentuk empati atas peristiwa tersebut.
"Jadi rumah almarhum bukan di perumahan ini, tapi dia pulang sekolah, lewat jalan pintas. Rumahnya di Purwodadi," kata Nursal.
Pantauan Riau Pos siang kemarin, garis polisi masih terpasang mengitari portal yang menjadi lokasi seorang pelajar meninggal karena tersengat listrik tersebut. Salah seorang warga yang dekat dengan portal menolak berkomentar ketika ditanyai wartawan dan mempersilakan langsung menemui Ketua RT.(ose/end/yls)
Laporan TIM RIAU POS, Kota