JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Di antara 28 korban yang dirujuk ke RSUD Morowali, Sulawesi Tengah, 5 orang harus menjalani operasi. Satu di antara lima orang itu harus dirujuk ke RS Sawerigading, Palopo, untuk menjalani operasi bedah saraf kepala.
Palopo masuk wilayah Sulawesi Selatan. Jaraknya hampir 500 kilometer jauhnya dari Morowali.
”Sebanyak 23 korban lainnya dirawat intensif,” kata Direktur RSUD Morowali dr Agus As Partang sebagaimana yang disampaikan Kepala Dinas Kominfo Badiuz Zaman dan diunggah di situs resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali kemarin (24/12).
Sembilan korban yang dirujuk ke RSUD Morowali merupakan warga negara asing. Sisanya adalah warga negara Indonesia. Atas musibah tersebut, Pj Bupati Morowali Rachmansyah Ismail meminta organisasi perangkat daerah di bawah Pemkab Morowali untuk turut membantu para korban.
Sementara itu, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sebagai pemilik kawasan industri tempat terjadinya insiden meledaknya smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) berkomitmen membantu para korban. Seluruh biaya penanganan korban akan ditanggung. IMIP juga bakal memenuhi hak dan kewajiban.
”Saat ini beberapa korban yang berhasil diidentifikasi dan atas permintaan keluarga telah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing,” ujar Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan kemarin.
Dedy menyatakan, pihaknya tengah berkoordinasi terkait dengan penanganan krisis semua aspek. Mulai penyediaan keselamatan dan keamanan, klinik medis, hingga informasi kepada publik.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi menuturkan bahwa Kementerian ESDM turut prihatin atas insiden di Morowali tersebut.
”Bersama ini, kami laporkan bahwa perusahaan tersebut merupakan izin usaha industri (IUI) yang aturan keselamatan dan pengawasannya di bawah kewenangan Kementerian Perindustrian,” jelas Agus ketika dihubungi Jawa Pos kemarin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman