Langka, Elpiji 3 Kg Dijual Rp35 Ribu

Pekanbaru | Selasa, 02 Oktober 2018 - 10:29 WIB

KOTA (RIAUPOS.CO) - Untuk kesekian kalinya, elpiji 3 kilogram (kg) kembali langka di Kota Pekanbaru. Terlambatnya kedatangan pasokan gas bersubsidi tersebut membuat masyarakat kesulitan mendapatkannya. Kalau pun ada, masyarakat harus membeli dengan harga mahal hingga sampai Rp35 ribu per tabung.

Nurul (20), seorang mahasiswa yang tinggal di Kecamatan Tampan mengaku kesulitan menemukan elpiji 3 kg. Ia mengaku harus berkeliling ke berapa pangkalan bahkan warung-warung kecil untuk mendapatkan gas yang juga kerap disebut tabung melon tersebut.

Baca Juga :Pengguna Elpiji yang Beralih ke Tabung 3 Kg Meningkat

”Iya, memang lagi susah sekarang nyari yang 3 kg, kalaupun ada ya lebih mahal harganya. Itupun adanya di warung-warung kecil,” katanya, kemarin.

Hal yang sama juga dirasakan Yanto, pedagang bakso yang kerap menjajakan dagangannya di wilayah Kecamatan Tampan. Ia mengatakan bahwa kelangkaan epiji 3 kg membuat dirinya kesulitan, terlebih lagi ia sangat membutuhkan elpiji 3 kg ini untuk  usahanya.

“Memang susah mencari elpiji 3 kg ini sekarang. Kemarin nyari di pangkalan habis, terpaksa beli di warung. Ternyata di warung mahal. Tapi mau gak mau harus beli,” ujar Yanto (34).

Normalnya, harga elpiji 3 kg di tingkat pangkalan dan  SPBU adalah Rp18 ribu per tabung. Sedangkan pada saat ini di tingkat pengecer, elpiji 3 kg dipatok dengan harga Rp 35 ribu per tabung.

Selisih harga yang signifikan ini membuat masyarakat mau tidak mau harus mengeluarkan uang lebih jika ingin membeli gas, karena di tingkat SPBU gas 3 kg juga tidak tersedia.

Warga lainnya, Alfian juga mengaku sulit mendapatkan elpiji 3 kg. Sudah tiga hari terakhir ia keliling mencari gas bersubsidi tersebut.

“Di warung memang ada. Tapi harganya sampai Rp30 ribu. Malah beli segitu. Saya ke pangkalan selalu kosong. Jadi akhirnya terpaksa nunggu terus,” ujar pria yang berprofesi sebagai ojek tersebut.

Bahkan dari pengalaman yang ia dapat, pangkalan gas menjual gas melon di harga Rp20 ribu. Padahal seharusnya Rp18 ribu per tabung sesuai harga eceran tertinggi (HET).

“Kalau Rp20 ribu saya beli. Tapi kalau sampai Rp30 ribu, siapa yang mau beli? Orang ga mampu kayak kami pasti perhitungan,” tukasnya.

Pantauan Riau Pos di lapangan, stok elpiji 3 kg memang sulit ditemukan. Seperti di Pasar Panam, Kecamatan Tampan. Di sana, pangkalan gas terpaksa banyak yang tutup karena tidak ada masuk pasokan dari agen. Salah seorang pemilik pangkalan elpiji 3 kg, Intan mengaku gas bersubsidi itu seperti musiman.

“Kayak musim. Kalau lagi ada, masuk dia. Kalau ga ada ya kami terpaksa tutup lapak,” katanya.

Menurut dia kondisi tersebut tidak hanya memberatkan pedagang. Tapi juga membebani masyarakat menengah ke bawah. Ia menyarankan agar pemerintah bisa menambah kuota elpiji 3 kg untuk wilayah Pekanbaru. Karena jika terus dibiarkan bisa berdampak kepada ekonomi masyarakat.

“Ya, kami hanya bisa berharap ada peran pemerintah di sini. Perhatikan jugalah kami masyarakat kecil ini,” ujarnya.

Saat ditanya berapa ia menjual elpiji 3 kg ke masyarakat, ia mengaku menjual dengan harga HET. Yakni Rp18 ribu. Bahkan ia tidak menjual kepada masyarakat yang tidak menyertakan KTP.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut ketika dikonfirmasi perihal kelangkaan elpiji 3 kg tersebut mengatakan bahwa kondisi tersebut terjadi karena adanya kesalahan prosedur distribusi dari Pertamina.

“Karena kalau soal distribusi itu merupakan kewenangan Pertamina, apakah ada masalah di distribusi ataukah ada pengurangan kuota. Kalau kami kan sifatnya hanya pengawasan saja. Kalau ada pangkalan yang terbukti menyalahi aturan penjualan gas, kami bisa berikan sanksi,” katanya.

Namun dengan kondisi yang ada saat ini, Ingot mengaku tidak bisa mengawasi seluruh pangkalan yang ada secara langsung. Untuk itu, pihaknya juga meminta sinergi dari berbagai pihak dalam hal pengawasan tersebut.

“Teman-teman Pertamina juga kami minta melakukan pembinaan kepada agen-agen dibawahnya. Karena gas 3 kg itu yang punya Pertamina,” ujarnya.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook