Sudah 360 Ha Lahan Terbakar di Riau

Pekanbaru | Senin, 02 Maret 2020 - 08:54 WIB

Sudah 360 Ha Lahan Terbakar di Riau
Tim Satgas Karhutla Meranti berjibaku memadamkan titik api di tiga desa di Kepulauan Meranti, Ahad (1/3/2020). (BPBD Meranti for Riau Pos)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau belum juga teratasi. Sejak Januari 2020 hingga saat ini sudah 360,30 hektare (ha) lahan terbakar. Daerah dengan luas lahan terbakar adalah Kabupaten Siak. Totalnya 109,35 Ha.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan, selain Siak daerah yang terjadi karhutla adalah Rokan Hilir (5,25 ha), Dumai (49,3 ha), Bengkalis (90,8 ha), Kepulauan Meranti (16 ha), Pekanbaru (6,5 ha), Kampar (2,75 ha), Pelalawan (5 ha), Indragiri Hulu (21,75 ha), dan Indragiri Hilir  (53,6 ha).


"Sementara dua daerah yang tidak terjadi karhutla adalah Rokan Hulu dan Kuantan Singingi," ujae Edwar Sanger.

Lebih lanjut dikatakannya, luasan lahan yang terbakar tersebut bertambah. Yakni dari karhutla yang terjadi di Jalan Stanum Kecamatan Bangkinang Kota, Kampar seluas ± 0,25 ha. Bertambah di Jalan Datuk Manan Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai meluas ± 5 ha dari ± 2 ha. "Kemudian juga bertambah di Jalan Lingkar Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai seluas ± 1 ha. Bertambah di Jalan Parit Kota Dumai seluas ± 0,5 ha. Jalan Kesuma Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai seluas ± 0,25 aa. Desa Kesumbo Ampai, Kecamatan Bathin Solapan, Bengkalis, seluas ± 1 ha," jelasnya.

Menurut Edwar Sanger, saat ini proses pemadaman dan pendinginan difokuskan oleh tim satgas darat. Lokasinya di Kabupaten Bengkalis, Dumai, dan Siak.

"Total ada 11 titik tim yang dilaksanakan pemadaman saat ini. Yakni lima titik di Bengkalis, empat titik di Dumai, dan dua titik di Siak," sebutnya.

Terkendala Cuaca

Kondisi panas, kering dan kuatnya angin menjadi sebab belum padamnya titik api di Desa Telesung, Desa Tanjung Kedabu, Kecamatan Rangsang Pesisir, dan Desa Mengkikip, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti. Dilansir dari BPBD Kepulauan Meranti, Ahad (1/2) siang, titik api di tiga desa yang masih menyala hingga mebakar 17,5 hektare lahan, kebun, dan hutan warga.

Tim pemadam hingga saat ini masih berjibaku melakukan penanggulangan. Seperti di Rangsang, proses pemadaman telah berlangsung sepekan, sejak titik api terpantau Ahad (24/2). Sementara di Desa Mengkikip, Kecamatan Tebingtinggi Barat, titik api terdeteksi sejak, Rabu (26/2). Dampaknya penanggulangan juga diikuti Dirpamobvit Polda Riau Kombes Pol Dolifar Manurung SIK, Kapolres Meranti AKBP Taufiq Lumkman Nurhidayat SIK MH, Wakapolres Meranti Kompol Irmadison, Danramil 02 Tebingtinggi Mayor Inf Irwan, serta Kepala BPBD Idris Syamsuddin. Untuk total personel gabungan yang tersebar di tiga desa tersebut sekira 305 orang. Jumlah itu terdiri dari 13 TNI, 84 Polda Riau, 57 jajaran polres, 20 orang jajaran BPBD, 23 orang dari pemcam. Selanjutnya 10 orang jajaran perusahaan, 30 orang warga setempat, 30 orang MPA, 19 orang MPA, 19 orang jajaran Satol PP, serta 19 orang jajaran KLH Riau.

Dikatakan Taufiq Lukman, kendala dalam proses penaggulangan terbentur oleh cuaca, panas, kering, minim sumber air dan kencangnya angin.

"Selain angin, kami bersama masyarakat harus mengali tanah untuk mendapatkan air dan air tersebut tidak bisa tahan lama dan cepat kering serta harus mencari sumber air di lokasi baru," bebernya.

Kasi Karhutla dan Kecelakaan, BPBD Kepulauan Meranti, Ekaliptus juga mengeluhkan kondisi yang sama. Menyikapi kondisi itu, menurutnya BPBD Kabupaten Kepulauan Meranti telah mengusulkan water bombing kepada Pemprov Riau. Usulan dan permohonan tersebut dilayangkan Rabu (26/2) lalu. Ahad (1/3) permohonan itu ditanggapi.  Upaya penanggulngan titik api di Desa Tanjung Kedabu akhirnya dibantu oleh water bombing bantuan dari BPBD Provinsi Riau.

"Water bombing di Tanjung Kedabu. Sementara di dua desa lainnya belum, kalu bilang perlu, ya perlu. Jadi kami tunggu tambahan bantuan water bombing-nya," ujar Eka.

Asap di Dumai Belum Hilang

Asap dari lahan gambut yang terbakar belum berhasil dipadamkan Satgas Karhutla Dumai. Setidaknya hingga, Ahad (1/3) ada beberapa titik karhutla yang masih memproduksi asap. Yakni di Kelurahan Bangsal Aceh Kecamatan Sungai Sembilan, Kelurahan Bagan Keladi Kecamatan Dumai Barat. Sedangkan titik karhutla di Kecamatan Medang Kampai sudah berhasil dipadamkan, kini petugas tinggal melakukan pendinginan. “Di Kecamatan Medang Kampai tidak ada hot spot dan fire spot lagi. Tinggal pendinginan saja. Itu berkat kerja sama Tim Satgas Karhutla yang secara bersama-sama melakukan pemadaman,” tutur Kapolres Dumai AKBP Andri Ananta Yudhistira.

Ia mengatakan hingga, Ahad (1/3) ada beberapa titik karhutla yang terpantau di Kota Dumai seperti di Kecamatan Dumai Barat dan Kecamatan Sungai Sembilan.  “Saat ini tim sedang melakukan pemadaman dan pendinginan di titik-titik tersebut,” ujarnya.

Sementara Kepala BPBD Kota Dumai, Afri Lagan juga mengatakan karhutla di Kecamatan Medang Kampai tinggal pendinginan, namun tetap harus diwaspadai. Pasalnya lahan yang terbakar merupakan gambut. "Sedangkan untuk di Kelurahan Bangsal Aceh awalnya hanya 1 hektar lahan yang terbakar hingga, Ahad (1/3) terjadi penambahan sekitar dua hektare," ujarnya.

Tetapkan 7 Tersangka Baru

Polda Riau berserta jajaran menatapkan tujuh tersangka baru dugaan karhulta di Bumi Lancang Kuning. Penambahan ini, setelah tiga polres menangani tujuh laporan polisi (LP) yang menghanguskan puluhan hektare lahan gambut.

Demikian diungkapkan Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto kepada Riau Pos, Ahad (1/3) . Para tersangka itu, kata Sunarto, berasal dari perorangan dan untuk tersangka dari korporasi masih nihil.

"Ada tujuh LP baru yang ditangangi tiga Polres dengan menetapkan tujuh tersangka perorangan," ungkap Sunarto.

Adapun ketiga polres itu, disampaikan perwira berpangkat tiga bunga melati, Polres Rokan Hilir menangani lima perkara dengan lima tersangka. Lalu, Polres Polres Kepulauan Meranti dan Polres Indragiri Hilir (Inhil) masing-masing satu perkara dengan menetapkan satu tersangka. Secara keseluruhan 31 perkara karhulta ditangani oleh delapan polres/ta

"Sebelumnya, kami menangangi 24 perkara dan tersangkanya tiga puluh orang. Dengan penambahan ini, maka dari Januari sampai sekarang ada 31 perkara dengan tersangka 37 orang. Luasan lahan terbakar 168,9825 hektare," imbuh pria akrab disapa Narto.

Sementara itu Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu’min Wijaya mengatakan, dalam upaya pencegahan karhutla pihaknya mengungatkan kepada masyarakat di lokasi rawan kebakaran lahan dan hutan. Gambut khususnya.

"Komunitas masyarakat perlu dilakukan sosialisasi, dengan menyebarkan maklumat tentang larangan dan bahaya kebakaran. Jadi, upaya pencegahan itu harus ditingkatkan," sebutnya.(sol/hsb/wir/esi/rir/s)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook