MEREKA YANG RISAU PADA SAMPAH PERKOTAAN

Kerahkan Anggota, Truk, hingga Dana dari Kantong Sendiri

Pekanbaru | Jumat, 22 Januari 2021 - 11:00 WIB

Kerahkan Anggota, Truk, hingga Dana dari Kantong Sendiri
Sampah masker banyak ditemukan di kawasan TPA Muara Fajar Pekanbaru, Selasa (19/1/2021). (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

"Ini rumah kita bersama. Makanya kita harus peduli," ujar Ismed.

Aksi serupa dilakukan Korem di lain kesempatan. Kali ini bersama jenderal lainnya, yakni Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi. Dua jenderal ini membawa ratusan anak buah mereka membersihkan sampah di sekitar Jalan Cempaka, Pasar Senapelan. Tumpukan sampah di sini juga tidak lagi terkendali. Aksi pada Jumat (15/1) diikuti langsung dua jenderal tersebut.


Aksi menurunkan anggota dan truk sampah sendiri juga dilakukan ormas dan partai. Salah satunya Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Aksi pengangkutan sampah dilakukan di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan. Mereka mengerahkan puluhan anggota dan truk pada Ahad (17/1) lalu dan terus melakukan aksinya, mendatangi rumah warga, menyisir tumpukan sampah, lalu membuangnya ke TPA.

Solusi Bank Sampah

Selain membuang sampah ke TPA, bank sampah juga menjadi solusi sampah perkotaan. Dengan bank sampah, maka sampah rumah tangga dipilah sejak awal, baik yang organik maupun anorganik. Hanya sedikit dari sampah itu yang kemudian dibuang ke TPA. Bahkan ada yang tidak perlu dibuang ke TPA.

Kini keberadaan bank sampah di Kota Bertuah menjadi salah satu solusi penanganan sampah yang meluber di sejumlah titik. Kota Pekanbaru sendiri sebenarnya memiliki dua unit bank sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru. Beberapa bank sampah juga sudah mulai bergerak tanpa bantuan Pemko. Sebab, ada peluang bisnis juga di sana.

Bank sampah yang diinisiasi Pemko Pekanbaru telah aktif melayani nasabah sejak tahun 28 Juni 2012. Bank-bank ini diresmikan Camat Bukitraya, Khairani SSTP MSi. Dalam prosedur program ini, masyarakat diminta untuk melakukan pemilahan sampah di rumahnya dan mengantarkan sampah yang telah dipilah dalam dua bagian yaitu sampah kering dan basah. Bank sampah berada di Kelurahan Tangkerang Labuai Kecamatan Bukit Raya.

Menurut Ketua Bank Sampah Berlian Labuai Wenny Arizona, bank sampah memiliki peran yang sangat penting terhadap kebersihan Kota Pekanbaru. Karena keberadaan bank sampah ini selain sebagai bentuk kepedulian dan dukungan kecamatan terhadap kebersihan lingkungan Kota Pekanbaru, juga sebagai lahan pendapatan baru bagi masyarakat di saat masa pendemi Covid-19 ini.

 Selain itu, sampah-sampah yang dikumpulkan masyarakat terutama yang anorganik, seperti botol minuman mineral, plastik kemasan dari berbagai macam produk dan sampah anorganik lainnya, akan didaur ulang menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis. Seperti dompet, tas dan beberapa produk kerajinan lainnya. Di Kota Bertuah, terdapat dua kecamatan yang bank sampah dikelola langsung oleh DLHK Kota Pekanbaru yaitu bank sampah induk Berlian Labuai dan bank sampah Induk Bukit Hijau Berlian Kecamatan Tampan.

Sampah yang bisa ditabungkan adalah sampah anorganik atau sampah kering. Sampah kering yang memiliki nilai ekonomis adalah botol bekas, kardus bekas, kertas hvs, kaleng bekas, kresek atau kantong plastik. Nantinya masyarakat bisa langsung menghubungi bidang kebersihan yang akan melakukan penjemputan sampah tersebut ke lokasi yang akan menyerahkan sampah bekas.

Wenny juga menambahkan, di bank sampah induk Berlian Labuai saat ini terdapat 1.000 nasabah unit sampah yang meningkat 10 ton lebih dari satu bulan yang telah dikelola. Dan saat ini total pembayaran tabungan setiap bulannya bisa mencapai Rp15 juta kepada nasabah bank sampah.

Sampah yang diserahkan akan ditimbang dan dilakukan pencatatan di buku tabungan. Nantinya uang pencairan akan diberikan minimal 6 bulan sekali dalam satu tahun. Tak hanya itu. Kota Pekanbaru sebenarnya juga memiliki segudang praktisi lingkungan yang telah mampu mengharumkan nama Kota Bertuah di kancah nasional.

Adalah Mirshal atau yang disebut Acheng. Warga Kelurahan Tangkerang Labuai ini berhasil menjadi kader penggerak Kampung Berseri Astra Indah Madani. Ia tak hanya membantu warga dalam mengelola bank sampah di tempat tinggalnya. Tetapi juga telah berhasil membuat lebih dari 300 lubang biopori di Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya sehingga lingkungannya mulai menjadi lokasi edukasi bagi masyarakat Kota Pekanbaru maupun luar daerah.

Belum lama ini juga, keberadaan lubang biopori yang ia buat telah mampu memancing keingintahuan anggota PKK Tanjung Emas Sumatera Barat datang. Mantan Ketua LPM Tangkerang Labuai ini menjelaskan, beberapa waktu yang lalu pihaknya bersama warga sekitar sengaja membuat sebanyak 300 lubang biopori, yang nantinya selain sebagai tempat resapan air juga sebagai wadah pembuat kompos.

Kompos dibuat dari sampah organik. Jadi sampah kering seperti plastik dapat disetorkan ke bank sampah, sampah basah bisa diolah untuk kompos atau pupuk organik. Salah satunya adalah dengan membuat lubang biopori ini.

Meskipun beberapa lokasi pembuatan lubang biopori dilakukan di daerah yang tinggi, namun lubang biopori juga dapat menjadi lokasi alternatif penanganan sampah basah. Seperti tulang ikan, sayur, nasi basi hingga rerumputan kering yang nantinya terfermentasi secara alami menjadi pupuk dan dapat membantu warga sekitar dalam bercocok tanam.

Acheng menyebutkan, pihaknya memberikan edukasi cara pembuatan lubang biopori yang hanya menggunakan alat-alat sederhana seperti bor tanah, pipa PVC, sampah serta air. Lubang ini memiliki diameter antara 10-30 cm, serta memiliki kedalaman kurang lebih 1 meter. Selain itu, lubang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik yang memiliki fungsi sebagai makanan makhluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan. Setelah 40 hari sampah yang ada di lobang tersebut telah sempurna menjadi kompos dan siap dipanen oleh warga.***


Laporan : Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook