INDONESIA MASTERS 2020

Ganda Denmark: Penonton Istora Baik pada Kami

Olahraga | Senin, 20 Januari 2020 - 00:08 WIB

Ganda Denmark: Penonton Istora Baik pada Kami
Ganda nomor satu Denmark Sara Thygesen/Maiken Fruergaard berdiri di podium Indonesia Masters 2020 bersama pasangan Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu. (NAFIELAH MAHMUDAH/PP PBSI)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Perjalanan ganda nomor satu Denmark, Sara Thygesen/Maiken Fruergaard sangat luar biasa sepanjang Indonesia Masters 2020.

Ahad (19/1), mereka memang kalah di final melawan pasangan nomor satu Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Namun, sebagai ganda yang hanya berada di ranking 30 dunia, permainan Thygesen/Fruergaard sangat layak diapresiasi. Mereka tampil dengan mindset menyerang. Sangat agresif dan pada akhirnya amat menghibur.


Sebab, Thygesen/Fruergaard berusaha menghindari reli-reli panjang dan terkesan membosankan. Mereka memilih smes-smes keras untuk mengalahkan lawan.

Saat melawan Greysia/Apriyani, Thygesen/Fruergaard menang pada game pertama dengan skor 21-18. Mereka memang kalah telak pada game kedua (11-21). Tetapi di game ketiga, Thygesen/Fruergaard mampu menunjukkan performa dahsyat.

Berada di bawah teror penonton, mereka mampu mencapai match point lebih dulu dalam kondisi 20-19. Namun pada akhirnya, Thygesen/Fruergaard harus menyerah dalam skor sangat ketat, 21-23.

Greysia bahkan mengapresiasi dan memuji penampilan Thygesen/Fruergaard pada final di Istora Senayan, Jakarta itu. "Kami applause sama pasangan Denmark, mereka main bagus banget, enjoy banget," kata Greysia dalam konferensi pers setelah pertandingan.

Sepanjang Indonesia Masters, Thygesen/Fruergaard tampil sebagai pembunuh raksasa. Pada babak kedua, mereka menyingkirkan unggulan kedua asal Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota. Lalu, pada semifinal, Thygesen/Fruergaard menyikat unggulan keempat dan peraih emas Olimpiade Rio 2016 Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang).

"Sulit menemukan kata yang tepat saat ini, kami sangat bangga kepada diri kami sendiri. Perjalanan di turnamen ini berat, namun kami mampu menjalaninya dengan baik," kata Thygesen seperti dilansir dari situs resmi BWF.

"Penting sekali fakta bahwa kami berusaha untuk menyerang. Dan ternyata, kami sukses. Menembus final adalah pengalaman yang surealis," imbuhnya.

Setelah final, Thygesen mengaku cukup kecewa tidak menjadi juara. Walaupun sudah bekerja keras, namun mereka akhirnya gagal menjadi kampiun.

"Mereka (Greysia/Apriyani) memberikan tekanan kepada kami dan membuat situasinya menjadi sulit," katanya dalam konferensi pers yang juga dihadiri Jawa Pos.

Lalu, bagaimana tanggapan kalian terhadap suporter Indonesia di Istora Senayan Apakah kalian merasa mendapatkan teror?

"Pendukung Indonesia ternyata cukup baik kepada kami. Saya mengira penonton (di Istora) akan lebih mengerikan dari ini. Saya tahu orang-orang di Indonesia suka pertandingan bulu tangkis yang bagus. Saya merasa cukup senang di sini," kata Thygesen.

Fruergaard menambahkan bahwa kunci mereka bisa bermain bagus sepanjang pekan ini, karena mereka percaya diri dan rileks.

"Kami juga lebih berani di atas lapangan dan itu cukup berhasil pekan ini. Sayangnya kami gagal menjadi juara," kata pemain berusia 24 tahun itu.

"Menurut saya, mereka (Greysia/Apriyani) punya pertahanan yang bagus dan kami tidak bisa menembusnya. Smes mereka juga begitu kuat. Namun, kami puas dengan penampilan sepanjang pekan ini, termasuk hari ini. Kami mendapat lawan-lawan yang tidak mudah tapi kami mampu melangkah sampai ke final," tambah Fruergaard.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook