JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kejuaraan Dunia angkat besi 2018 di Ashgabat, Turkmenistan menjadi salah satu turnamen penting bagi lifter Indonesia. Sebab, ajang tersebut merupakan ajang perdana perkenalan nomor baru untuk Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang.
Sejak mendulang emas di Asian Games 2018, Eko Yuli Irawan hanya istirahat selama dua pekan. Selanjutnya sampai kini, Eko kembali aktif di pelatnas angkat besi. Dia cukup serius untuk adaptasi dengan kelas baru nantinya. Sebelumnya, Eko tampil di kelas 62 kg putra, sedangkan nantinya dia akan turun di 61 kg putra.
Penyesuaian untuk kelas baru itu sejatinya sudah dia jalani sejak tiga bulan menjelang Asian Games. Khususnya terkait menjaga berat badan tetap ideal. “Walau turun kelas, tapi gak terlalu berat,” ujarnya.
Berbeda ketika Eko mempersiapkan diri tampil di test event Asian Games lalu. Pola penurunan berat badan yang tak ideal membuat tubuhnya ambruk. Pasca tes event dia dia harus opname karena didiagnosa sakit typhus. “Apalagi kemarin saat Ramadan terbantu dengan puasa, jadi berat badan lebih ideal,” ujarnya.
Bahkan kini, Eko mulai memulihkan angkatan terbaiknya. Pekan lalu, Eko sudah mulai mengangkat clean and jerk di kisaran 160 kg. Butuh waktu dia untuk kembali mempertajam angkatannya minimal seperti di Asian Games lalu dengan 170 kg clean and jerk.
Sementara itu, Sony Kasiran, manajer pelatnas angkat besi menyampaikan, kondisi timnya saat ini lebih fokus untuk persiapan teknis. “Yang terpenting kini bagaimana penyesuaian di nomor iven yang baru bisa mulus buat anak-anak,” katanya.(nap/jpg)