SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Vice President SME Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Surabaya Mufid Wahyudi menyatakan, nilai industri halal secara global saat ini sudah mencapai 3,8 triliun dolar AS.
Itu termasuk produk makanan, fashion, pariwisata, dan perbankan. Pada 2020 diprediksi mampu mencapai 8,3 triliun dolar AS.
’’Yang sangat disayangkan, dari nilai sebesar itu, Indonesia masih belum banyak berkontribusi. Padahal, potensi halal industri di tanah air sangat besar karena 81 persen masyarakatnya adalah muslim,’’ tutur Mufid setelah talk show Halal Lifestyle di PT Vitapharm, Surabaya, Selasa (26/6).
Menurut Mufid, warga Indonesia yang mayoritas muslim menganggap halal sebagai hal biasa.
’’Orang-orang Indonesia masih banyak yang belum paham bahwa potensi halal industri sangat besar, termasuk di Jatim. Di negara ini yang sudah menerapkan halal lifestyle hanya segelintir seperti Aceh dan Lombok,’’ papar Mufid.
Yang lebih memprihatinkan, Indonesia telah hampir 30 tahun mengembangkan perbankan syariah. Namun, pangsa pasarnya belum lebih dari sepuluh persen.
Mufid mencontohkan, negara lain yang sudah lebih maju dalam mengembangkan industri halal. Misalnya, Thailand yang hanya punya penduduk muslim lima persen memiliki visi menjadi halal kitchen in the world.
Adapun Korea memiliki visi menjadi halal tourism dan telah banyak memproduksi kosmetik halal. Sementara itu, Jepang mempunyai Halal Transportation Nippon Express. Brasil punya pelabuhan halal.(car/c15/sof/jpg)