PEMILU 2024

Sandiaga Uno Pamit, Gerindra: Tergoda Keinginan Posisi Politik

Nasional | Selasa, 25 April 2023 - 11:07 WIB

Sandiaga Uno Pamit, Gerindra: Tergoda Keinginan Posisi Politik
ILUSTRASI (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut pamitnya Sandiaga Uno dari Gerindra lantaran godaan keinginan untuk mendapatkan posisi politik tertentu. Itu ketika popularitasnya saat ini telah dikenal luas oleh publik.

"Sepertinya dia tergoda oleh survei, tergoda oleh konten, hasrat, dan keinginan politiknya saya tidak tahu apa yang menjadi harapan dan agendanya. Kemudian, dia berpamitan meninggalkan kita untuk loncat ke partai yang lain. Mungkin itu cara dia untuk mendapatkan posisi-posisi politik," kata Muzani kepada wartawan di Tangerang, Banten, Senin (24/4).


Dia menyebut bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki andil yang besar dalam menaikkan nama Sandiaga Uno dalam kancah perpolitikan nasional. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu masuk sebagai kader Partai Gerindra pada 2014.

"Waktu itu, dia bukan orang yang terkenal. Beliau dikenal sebagai pengusaha, iya. Tapi, di bidang politik, tidak," ucap Muzani.

Termasuk, lanjut dia, ketika Sandiaga berajang dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta pada 2016 lalu.

"Kemudian Pak Prabowo yang menggadang-gadang dia sebagai calon Gubernur DKI Jakarta untuk bertanding sama Ahok (Basuki Tjahaja Purnama). Pada 2017, akhirnya beliau bersanding dengan Anies (Baswedan) sebagai Wakil Gubernur atas perjuangan semua kader Gerindra dan rakyat Jakarta, serta rekomendasi Pak Prabowo," tuturnya.

Kemudian, ujarnya lagi, Prabowo Subianto lantas mendapuk Sandiaga Uno untuk menjadi calon wakil presiden yang berduet dengannya pada Pilpres 2019.

"Setelah itu, pada 2019 mendampingi Pak Prabowo tidak sampai terpilih, kemudian 1,5 tahun, dia terpilih sebagai Menparekraf sampai sekarang," ucap Muzani.

Oleh karena itu, Muzani menilai bahwa posisi politik Sandiaga tersebut terbilang sangat cepat dibanding kader Partai Gerindra lainnya. Namun, dia menyayangkan keputusan Sandiaga untuk pamit dari partainya.

"Pak Prabowo katanya mentornya, Pak Prabowo katanya guru politiknya, Pak Prabowo katanya pemimpinnya, Pak Prabowo katanya seniornya," imbuhnya.

Muzani bahkan menyebut bahwa sikap Sandiaga tersebut yang memilih loncat ke partai politik lain demi posisi tertentu bukan bentuk dan terima kasih atas pendampingan Gerindra selama ini.

"Ketika loncatan itu dimaksudkan untuk menggapai posisi-posisi baru karena di posisi yang lama dia tidak merasa seperti yang diharapkan tentu itu bukan bentuk syukur dan terima kasih yang ditunjukkan selama ini," kata Muzani.

Untuk itu, Muzani menyebut keputusan Sandiaga membelot dari Partai Gerindra dan berpindah ke partai politik lain sedianya bukan merupakan sikap yang patut untuk dicontoh oleh kader Partai Gerindra lain. "Tentu itu bukan sebuah kepatutan yang bisa dicontoh, itu bukan etik yang bisa diteladani," ucap Muzani.

Sebelumnya, Minggu (23/4), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan bahwa ia telah berpamitan dari Gerindra dan telah menyampaikan permohonan maaf kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Intinya, tadi juga sudah mohon pamit," ujar Sandiaga Uno di kediaman Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (23/4).

Permohonan pamit tersebut disampaikan Sandiaga dalam kunjungannya ke kediaman Dasco. Pada kesempatan tersebut, Dasco mengatakan bahwa Sandiaga Uno sudah menyampaikan permohonan maaf kepada Prabowo Subianto.

"Pak Sandi juga sudah menyampaikan beberapa hal, terutama permintaan maaf kepada Ketua Umum," ujar Dasco.

Selain itu, sebelum berpamitan, Dasco mengungkapkan bahwa Sandiaga Uno juga sudah menyampaikan secarik surat untuk Gerindra.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook