KEMATIAN KARENA COVID-19 MENINGKAT DALAM 3 HARI

Antisipasi Lonjakan Kasus Pascalibur

Nasional | Sabtu, 26 Desember 2020 - 08:00 WIB

Antisipasi Lonjakan Kasus Pascalibur
Petugas gabungan melakukan pemeriksaan hasil rapid test antigen bagi para wisatawan yang memasuki wilayah Puncak di Gadog, Bogor, Jumat (25/12/2020). (MIFTAHULHAYAT/JPG)

Sebulan Kasus Aktif Covid-19 Naik Dobel
Tim Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan kenaikan kasus penularan yang semakin cepat berbanding lurus dengan bertambahnya daerah yang tidak patuh dengan protokol kesehatan, penambahan jumlah testing dan momentum libur panjang. "Kenaikan kasus aktif semakin lama semakin cepat. Ini yang perlu kita waspadai. Libur panjang selalu memicu kasus baru dalam jumlah besar, demikian juga dengan kepatuhan protokol kesehatan yang mengendor," tutur Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam siaran pers, Jumat (25/12).

Berdasarkan analisa sejumlah data, pada periode Maret hingga Juli, kasus aktif meningkat dari 1.107 kasus menjadi 37.342 membutuhkan waktu 4 bulan. Peningkatan kasus aktif ini juga diikuti dengan peningkatan testing mingguan hingga 50 persen. Pada periode ini, peningkatan dibarengi dengan libur panjang Idulfitri pada 22-25 Mei 2020.


Pada Agustus-Oktober, kasus aktif meningkat dari 39.354 menjadi 66.578 kasus hanya dalam waktu 2 bulan. Testing mingguan pada periode ini meningkat 40 persen, dan jumlah daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat dari 28,57 persen menjadi 37,12 persen. Pada periode ini, terjadi libur panjang 17, 20 hingga 23 Agustus 2020.

Kenaikan tertinggi dalam waktu yang tersingkat terjadi pada periode November-Desember. Kasus aktif meningkat 2 kali lipat, dari 54.804 menjadi 103.239 hanya dalam waktu 1 bulan. Hal ini dibarengi dengan peningkatan testing yang lebih rendah dari sebelumnya, yakni 30 persen. Sedangkan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat 48,01 persen. Pada periode ini, sempat melewati libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020. Wiku menambahkan, dengan data tersebut dapat disimpulkan dalam setiap kenaikan kasus aktif, selalu diiringi kenaikan daerah yang tidak patuh protokol kesehatan, dan selalu berawal dari kegiatan libur panjang.

"Meskipun testing mingguan meningkat, namun hal tersebut tidak dibarengi dengan penurunan kasus aktif. Kondisi saat ini adalah masih tingginya laju penularan sehingga masih banyak kasus baru yang ditemukan dari setiap pemeriksaan," tuturnya.

Wiku meminta masyarakat belajar dari peristiwa ini. Ia mengimbau seluruh pihak untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M. Yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Protokol kesehatan yang ketat harus diterapkan di mana saja, termasuk selama masa libur Natal dan Tahun Baru ini.

"Mari kita menjadi kelompok masyarakat yang berperan dalam menyelamatkan diri sendiri dan orang terdekat yang kita cintai dengan memilih untuk tidak bepergian dan menghindari kerumunan," kata Wiku.

Antisipasi Jadi Zona Merah
Satgas Penanganan Covid-19 menyoroti sejumlah daerah yang saat ini masih menghuni zona oranye. Berdasarkan data terakhir ada sekitar 378 kabupaten/kota masih menempati zona oranye. Padahal zona oranye atau daerah berstatus risiko sedang penularan Covid-19 bukan zona aman.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyoroti 28 kabupaten/kota yang skornya hampir mendekati zona merah. "Zona merah berarti skornya di bawah 1,81. Zona oranye skornya antara 1,81- 2,4 dan zona kuning 2,41 -3 dan zona hijau lebih dari 3," jelas Wiku, kemarin.

Wiku menyebutkan daerah-daerah yang perlu serius menyikapi skor tersebut, karena sudah mendekati zona merah. Pada skor 1,81 ada 4 daerah di antaranya di Mihasa Selatan (Sumatera Utara), Sumba Tengah (NTT), Banyumas (Jawa Tengah) dan Kota Bekasi (Jawa Barat). Skor 1,82 ada lima daerah, di antaranya berada di Gunung Mas dan Barito Timur (Kalimantan Tengah), Bekasi (Jawa Barat), Jakarta Utara (DKI Jakarta) dan Kota Palembang (Sumatera Selatan). Lalu skor 1,83 ada dua daerah, Jepara (Jawa Tengah) dan Bandung (Jawa Barat). Skor 1,84 di Mukomuko (Bengkulu) dan Kota Medan (Sumatera Utara).  

Skor 1,85 ada 4 daerah, yakni Kapuas (Kalimantan Tengah), Kota Kediri (Jawa Timur), Karanganyar dan Pati (Jawa Tengah). Skor 1,86 di Grobogan (Jawa Tengah) dan Bengkulu Utara (Bengkulu). Skor 1,87 di Pamekasan (Jawa Timur). Skor 1,88 di Gowa (Sulawesi Selatan), Kota Pangkal Pinang (Kepulaun Bangka Belitung) dan Lampung Selatan (Lampung). Dan skor 1,9 berada di Mimika (Papua), Ngawi dan Lamongan (Jawa Timur), serta Magelang dan Pekalongan (Jateng).(lyn/jpg/mar/yus/rio/ted)

Laporan: JPG (Jakarta)


Pesan Redaksi:

Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook