KUOTA UNTUK INDONESIA DIUMUMKAN MENYUSUL

Saudi Kembali Terima JCH Luar Negeri

Nasional | Selasa, 22 Maret 2022 - 09:39 WIB

Saudi Kembali Terima JCH Luar Negeri
Ilustrasi (DOK. RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ada titik terang penyelenggaraan haji untuk jemaah Indonesia tahun ini. Pemerintah Arab Saudi menyampaikan tahun ini mereka akan menerima kedatangan jemaah haji dari luar negaranya. Informasi ini diterima langsung Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam kunjungannya ke Saudi.

Saat berada di Jeddah, kemarin (21/3) Yaqut mengatakan selesai mengadakan pertemuan dengan


Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah di Jeddah pada Ahad (20/3). "(Dalam pertemuan itu, red) Saya mendapat penjelasan bahwa akan ada pemberangkatan jemaah haji tahun ini dari luar Saudi," tutur Yaqut.

Selain soal kepastian pengiriman jemaah haji, dalam pertemuan itu juga dibahas tentang kuota haji untuk Indonesia. Yaqut berharap dalam pengiriman jemaah haji perdana di masa pandemi itu, Indonesia mendapatkan kuota yang ideal. Dia mengakui kuota haji Indonesia kemungkinan kecil mendapatkan kuota sama seperti kondisi normal.

Yaqut menuturkan kuota haji yang ideal itu sangat ditunggu oleh jemaah calon haji (JCH) Indonesia. Pasalnya dengan tidak adanya pengiriman jemaah haji dua musim terakhir (2020 dan 2021) banyak JCH yang menunggu dan rindu ke Makkah.

"Saya sampaikan bahwa mungkin kuota haji tahun ini belum normal karena pandemi. Namun saya harap Indonesia dapat alokasi ideal," jelasnya. Dalam pertemuan itu Yaqut didampingi sejumlah pejabat. Di antaranya adalah Dubes RI untuk Saudi Abdul Azis, Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, serta Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief.

Kepada rombongan Pemerintah Indonesia, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah mengatakan mereka terus melakukan persiapan penyelenggaraan haji 2022. Apalagi tahun ini pemerintah Saudi akan membuka kesempatan haji untuk jemaah dari luar negaranya.

Dalam kesempatan itu Menteri Tawfiq mengatakan saat ini jemaah umrah dari penjuru dunia semakin banyak. Termasuk dari Indonesia. Dia bersyukur pelaksanaan umrah di tengah pelonggaran protokol kesehatan di Saudi, tidak berdampak signifikan terhadap kasus Covid-19 di sana. Menurut dia pelaksanaan umrah sampai berjalan lancar.

Untuk urusan kuota haji, Menteri Tawfiq menjelaskan bukan keputusan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi saja. Tetapi melewati proses yang melibatkan sejumlah instansi lain di Kerajaan Arab Saudi. Dia mengakui bahwa kuota haji tidak akan sama dengan kondisi normal sebelum ada pandemi Covid-19.

"Namun Arab Saudi tahun ini siap menerima jemaah haji dari luar negeri. Persiapan terus kami lakukan," tuturnya. Tidak hanya Pemerintah Indonesia yang menggelar pertemuan dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudi. Negara lain yang menggelar pertemuan ada dari Turki, Qatar, Malaysia, Ethiopia, Bangladesh, Mesir, Irak, Tunisia, Uni Emirat Arab, dan lainnya.

Pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi menyambut baik adanya kabar kesiapan dari Saudi untuk menerima kedatangan jamaah haji dari luar negara mereka. "Ini kabar baik bagi para calon jamaah dari Indonesia. Semoga Kemenag bisa segera mendapatkan kepastian kuota hajinya," katanya.

Dadi menjelaskan besaran kuota haji 2022 ini berkaitan dengan kesiapan Arab Saudi selaku tuan rumah. Kemudian juga kesiapan pemerintah Indonesia sebagai negara pengirim. Menurut dia pemerintah tetap harus realistis dengan kemampuan mengirim jamaah seberapa besar. Apalagi waktu yang tersedia hingga jadwal pemberangkatan haji semakin mepet.

"Pemerintah Indonesia harus segera mengumumkan kepastian akan ada pengiriman jamaah haji. Sehingga calon jamaah bisa bersiap-siap," tuturnya. Meskipun belum ada kepastian kuota, tidak ada salahnya untuk disampaikan ke jemaah. Sehingga jamaah ada waktu untuk mempersiapkan diri.

Yang kedua soal selisih harga ongkos haji harus disampaikan secara transparan. Dadi mengatakan sebelumnya Kemenag mengusulkan biaya haji dengan pertimbangan penerapan protokol kesehatan di Saudi. Tetapi dalam perkembangannya, protokol kesehatan di Saudi dihapus. Sehingga ada sejumlah komponen biaya haji yang dicoret.(wan/ted)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook