Terpisah, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyampaikan pihaknya akan mensosialisasikan UU Cipta Kerja tersebut kepada masyarakat. Pasalnya UU tersebut tidak hanya berkaitan dengan tenaga kerja dan buruh saja. "Kami dengan Forkopimda Riau akan mensosialisasikan kepada masyarakat terkait UU tersebut, tujuannya agar masyarakat tahu terkait isi dari UU ini," kata Gubri.
Warga dan Pedagang Terkena Gas Air Mata
Kerusuhan yang terjadi kemarin hingga radius 1 kilometer (Km) dari kantor DPRD Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Kamis (8/10). Warga juga terdampak menahan perihnya gas air mata yang dilontarkan petugas.
Pantauan di lapangan, suara dentuman keras yang berasal dari pelontar gas air mata puluhan kali terdengar. Ratusan mahasiswa yang belum membubarkan diri hingga pukul 17.30 WIB tersebut kocar-kacir ke jalanan. Bahkan mahasiswa juga turut memblokade jalan, agar warga tidak mendekat. "Kabur woi.., gas air mata," teriak massa almamater biru muda di depan Hotel Pangeran, Pekanbaru.
Dari aksi tersebut, masyarakat sekitar juga turut merasakan gas air mata yang dilontarkan. Sehingga, warga pengguna jalan dan para pedagang kecil yang membuka lapak di seputar jalan lari tunggang-langgang ketakutan. Aksi kejar-kejaran petugas dan mahasiswa ini diwarnai ketakutan yang besar bagi warga sekitar. Mereka yang menyaksikan hal itu juga tampak histeris. Yanti, seorang pedagang di lokasi mengaku matanya perih terkena gas air mata yang terlontar untuk membubarkan massa. "Perih, Mas," ujarnya.
Selain itu, dari sisi selatan, mahasiswa juga berlari hingga ke depan gedung Bank BRI menuju ke lapangan Purna MTQ di Jalan Simpang Jalan Arifin Ahmad. Di sana massa aksi yang terlibat kerusuhan ini juga dibubarkan dengan lontaran gas air mata berulang kali. Sementara itu seorang mahasiswa, Andre mengaku cemas dengan perlakuan aparat yang mengejar massa hingga ke jalanan. "Kami takut sebenarnya, tapi ini demi menyuarakan suara hati rakyat," ujarnya.
Di sisi lain Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi turut melakukan peninjauan ke Kantor DPRD Riau. Dalam aksi demonstrasi, ia menyebutkan, tentu ada dinamika yang berjalan. Terutama terkait pengendalian massa, ada hal-hal yang bisa terjadi. Bahkan, dia menyampaikan, ada dua personel Polri yang mengalami luka. "Yang terluka sudah ditangani dengan baik. Alhamdulillah. Kita harap semua bisa menjaga situasi kondusif," kata mantan Deputi Siber BIN.
Ketika disinggung mengenai adanya kendaraan milik Polri yang dirusak massa aksi, Kapolda Riau tak menampiknya. Dia menyebutkan, pelaku perusakan diduga mahasiswa. "Saya rasa semua bisa lihat bahwa yang merusak pakai almamater. Kami harap bisa komunikasi dengan almamaternya. Kami membuka diskusi ataupun dialog terkait ada apa dengan prilaku itu," terang alumni Akpol 1988.
Jalan Sudirman Macet
Unjuk rasa kemarin, membuat arus lalu lintas macet mengular. Banyak masyarakat yang terjebak karena adanya konvoi mahasiswa. Bahkan fly over di simpang Jalan Sudirman-Jalan Imam Munandar ditutup pihak kepolisian. Begitu lampu merahnya. Sehingga, pengguna jalan yang dari dari Jalan Imam Munandar diarahkan ke kota.
"Masyarakat harus bisa mencari jalur alternatif," sebut Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu’min Wijaya melalui Kanit Pengaturan Jalan dan Lalu Lintas (Turjawali) Iptu Fandri.
Ia pun melanjutkan, pengendara dari kota jika hendak ke bandara dialihkan ke Jalan Imam Munandar. Lalu berbelok ke kanan melalui Jalan Surabaya terus menuju Jalan Wonosari dan bisa juga ke Jalan Taman Sari hingga menuju MTQ.
Sementara, pengendara dari arah bandara dan Jalan Arifin Achmad agar memilih alternatif lain. Sebab U-turn di depan showroom Mitsubishi ditutup. Karena, beberapa massa atau demonstran parkir di jalan.
"Menghambat perjalanan saya. Namun, ini merupakan aspirasi dari setiap orang," sebut pengguna jalan, Martha Lita.
Massa AMPUN Demo ke DPRD Rohul
Unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja juga terjadi di Rokan Hulu (Rohul), Kamis (8/10) siang. Ratusan mahasiswa, pemuda, organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Negeri (AMPUN) Rohul, menyampaikan aspirasi ke Gedung DPRD Rohul di Jalan Panglima Sulung, Desa Koto Tinggi Kecamatan Rambah.
Terpantau sekitar 500-an massa pendemo AMPUN, dari PMII, HMI, Sampa PP, Himarohu, Presma UPP, KMK UPP, IPNU Rohul, IMR UIR dan IMR UIN menggelar orasi dengan membawa poster-poster berisi penolakan. (nda/p/dof/sol/rir/sof/epp/ted)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)