Terpisah, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring menyebutkan bahwa dalam antisipasi risiko ketidakpastian cuaca di Indonesia pihaknya menurunkan target jumlah produksi beras. “Kita sudah antisipasi (pengaruh cuaca, red) 75,13 juta ton sudah dihitung resiko La nina, El Nino dan lain-lainnya,” ungkapnya saat berada di DPR, Senin (25/1).
Sebelumnya, Kementerian Pertanian optimistis menargetkan produksi beras akan memenuhi target 80 juta ton pada tahun ini. Hal ini didukung dengan adanya pencetakan sawah yang mencapai 20.000 hektare. Namun, hingga kini cuaca semakin tidak dapat diprediksi yang menyebabkan jadwal tanam menjadi tak beraturan. Apalagi, hujan belum turun merata di Indonesia.
Meski demikian, Kementan pun tetap melakukan upaya khusus (upsus) untuk memproduksi lebih dari 76 juta ton. Salah satunya dengan optimalisasi alokasi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Total APBN Kementan sebesar 31,52 triliun dan di re-focusing dalam upaya mpeningkatan produksi. Target 75,13 tersebut terkoreksi dari yang sebelumnya diajukan melalui APBN pada September lalu yaitu 76,2 juta ton.
“Kita harus optimistis dapat terpenuhi,” jelasnya.
Dengan demikian, untuk mencapai target tersebut luas tanam diharapkan dapat mencapai 15 juta hektare dan luas panen sebesar 14,8 juta hektare. Pada kondisi terakhir, bulan Oktober luas panen sempat turun menjadi 190 ribu hektare dari tahun sebelumnya akibat kekeringan.(owi/lus/agm/ted/JPG)