Menteri Perdagangan Thomas Lembong menambahkan, saat ini pemerintah tengah menjajaki impor beras dari Pakistan dan India, sebagai opsi baru karena selama ini selalu mengandalkan impor beras dari Thailand dan Vietnam.
“Intinya mengurangi ketergantungan impor kita pada negara sebelumnya,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Pakistan dengan skema pemerintah ke pemerintah (government to government). “Jadi sewaktu-waktu Bulog mau transaksi, bisa menggunakan MoU itu,” katanya.
Menurut Djarot, upaya membuka komunikasi dengan negara-negara produsen beras harus dilakukan. Selain untuk mengurangi ketergantungan pada suatu negara, juga untuk mendapatkan harga terendah karena harga beras juga berfluktuasi tergantung masa panen di tiap-tiap negara. “Karena itu perlu juga tim negosiasi yang punya kemampuan,” ucapnya.
Meski keran impor telah dibuka, Djarot menjamin jika Bulog akan tetap menyerap maksimal hasil panen para petani dalam negeri. Sebab, dia menyebut jika upaya percepatan tanam yang dilakukan Kementerian Pertanian tahun lalu belum bisa mendongkrak produksi di awal tahun ini.
“Ini kan sebenarnya untuk memperkuat cadangan saja. Jadi kalau El Nino membuat produksi drop, masih bisa terkendali,” jelasnya.