Pada kesempatan lain, Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana menyatakan Kementerian Kesehatan telah membuat aplikasi bernama TeleJemaah Puskes Haji. Aplikasi itu dapat mempermudah petugas kesehatan dalam memantau kondisi kesehatan jemaah haji berisiko tinggi. "Fitur dalam aplikasi itu terdiri dari input data kesehatan sampai dengan galeri dan artikel," kata Budi.
Pada menu aplikasi terdapat input data kesehatan yang terdiri dari tekanan darah, gula darah, saturasi oksigen, suhu tubuh, sampai keluhan. Menu pada aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh JCH dan bisa meminta bantuan petugas kesehatan jika diperlukan.
Selain itu juga terdapat informasi vaksinasi. Ini adalah data vaksinasi yang sudah dilakukan oleh JCH di kabupaten/kota atau Puskesmas pada saat melakukan vaksinasi terutama meningitis. Data tersebut didapat dari data yang diinput dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes).
Data-data yang sudah ada di TeleJamaah tidak bisa diubah karena sudah diinput di dalam Siskohatkes. "Jadi tinggal kita integrasikan data yang ada di Siskohatkes dengan TeleJemaah haji sebagai informasi JCH kita sudah divaksinasi. Jadi lebih transparan sifatnya," ucap Budi.
Dalam aplikasi ini juga tercantum obat yang sering dibawa oleh JCH. Melalui aplikasi ini juga JCH bisa menghubungi langsung petugas kesehatan yang menyertai jemaah di dalam suatu kloter. JCH bisa menghubunginya langsung via WhatsApp. "Nanti kita masukkan nomor kontak petugas ke dalam aplikasi TelePetugas," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi menyatakan aplikasi TelePetugas ini terhubung dengan TeleJemaah. Aplikasi TelePetugas berfungsi untuk memantau JCH berisiko tinggi. Pada TeleJemaah ada pula fitur perkiraan cuaca, fitur ini sebagai early warning system untuk menghadapi cuaca ekstrem di Arab Saudi. JCH akan mendapatkan imbauan terkait apa yang harus dilakukan di antaranya minum sebelum haus.
Di TeleJamaah, ada pula tombol bantuan yang tersambung di TelePetugas. "Nanti akan bisa dilihat titik koordinatnya JCH ini oleh petugas terdekat, itu akurasinya sekitar empat meter," ujarnya.
Aplikasi TeleJemaah terhubung dengan wrist band yang dipakai di pergelangan tangan JCH. Wrist band berbentuk seperti smartwatch dan terhubung dengan aplikasi TeleJemaah pada ponsel pintar milik JCH. Perangkat ini difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan khusus bagi JCH berisiko tinggi.
"Pada wrist band terdapat data kondisi kesehatan JCH yang didapat melalui infra merah. Data itu kemudian terhubung ke TeleJemaah dan TelePetugas," bebernya. Pengiriman data ini sifatnya otomatis. Jadi begitu JCH tensinya di atas itu, misal 150 akan memberikan sinyal bunyi di TelePetugas-nya.
Kemarin, Sekretaris Jenderal Kunta Wibawa Dasa Nugraha melakukan pelepasan Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan Arab Saudi 2022. Pelepasan itu dilakukan di halaman Kantor Kementerian Kesehatan. Total ada 776 Petugas Kesehatan Haji terdiri dari 472 tenaga kesehatan haji dan 304 PPIH Arab Saudi.(wan/lyn/jpg)