8000 Pengungsi Rusuh Wamena

Nasional | Minggu, 29 September 2019 - 11:22 WIB

8000 Pengungsi Rusuh Wamena

Selain itu, Kapendam Cendrawasih Letkol Cpl Eko Daryanto menuturkan, pascakerusuhan telah menurunkan 59 dokter TNI untuk mengurus medis di pengungsian. ”Khususnya dari TNI AL ada 49 orang dokter,” katanya.

Sementara itu, permintaan tenaga medis untuk eksodus masih terjadi. Meski begitu, masih banyak juga yang mau bertahan. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Papua Donal Aronggear mengatakan bahwa koordinasi dengan berbagai pihak terus dilakukan.


Kemarin malam (28/9) pihaknya menyelanggarakan rapat dengan stakeholder untuk membicarakan terkait penanganan medis dan eksodus tenaga medis ke luar Papua. ”Di Wamena sekarang ada 27 dokter. Sebagian besar lulusan Universitas Cendrawasih,” ujarnya.

Dia tidak menampik jika ada dokter yang minta untuk ke luar Papua. Namun di sisi lain masih banyak yang minta bertahan. Untuk yang bertahan dia minta agar selalu mengenakan baju putih. Ini sebagai tanda sebagai dokter. Donal juga minta agar sejawatnya tetap berada pada wilayah aman. ”Untuk dokter di Wamena yang tugas di puskemas yang jauh, kami minta untuk di kota saja,” katanya.

Donald juga minta agar tenaga medis yang bekerja dijaga oleh pihak kemanan. Keamanan ini diperlukan tenaga medis untuk bekerja optimal. Sementara itu tuntutan untuk pemulangan tenaga medis datang dari Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI).

Ketua MHKI Mahesa Paranadipa menyatakan bahwa kematian dr Soeko Marsetiyo pada saat kerusuhan di Weman padal 23 September lalu menimbulkan keprihatinan kalangan kesehatan. ”Mendesak aparat kepolisian untuk menindak pelaku pembunuhan sebagai keseriusan dalam penegakan hukum,” ujarnya.

Dia mengaku prihatin dengan kondisi Papua. Selain itu Mahesa juga meminta agar ada peningkatan keamanan bagi seluruh petugas kesehatan dan sarana prasarana kesehatan. ”Kami meminta semua pihak untuk tidak memperlakukan tenaga kesehatan secara tidak manusiawi. Bahkan menyebabkan luka dan bahkan kematian,” ujarnya. Dia juga minta Kementerian Kesehatan untuk mengevakuasi seluruh tenaga medis dari daerah rawan konflik,” bebernya.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia Emi Nurjanti pun memantau hal ini. Dia tengah koordinasi dengan IBI di Papua dan Papua Barat terkait jumlah bidan yang meminta evakuasi. ”Data yang kami punya tidak memilah mana yang asli Papua dan pendatang,” ujarnya.

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook