KONFLIK PERAIRAN NATUNA

Tiga KRI Usir 30 Kapal Cina dari ZEE

Nasional | Senin, 13 Januari 2020 - 19:49 WIB

Tiga KRI Usir 30 Kapal Cina dari ZEE
Kapal Coast Guard Cina di perairan ZEE Indonesia Laut Natuna Utara yang terus diadang KRI, Senin (6/1). (TNI AL FOR BATAM POS)

NATUNA (RIAUPOS.CO) -- Sempat hilang dari pantauan pesawat intai maritim TNI-AL dan TNI-AU, Sabtu lalu (11/1) kapal ikan Cina kembali terdeteksi di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna Utara. Untung, Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I segera bergerak. Menggunakan tiga kapal perang, mereka mengusir kapal-kapal tersebut.

Pangkogabwilhan I Laksdya TNI Yudo Margono memastikan, kapal ikan asing (KIA) dan coast guard (kapal pengawal ikan) Tiongkok sudah keluar dari ZEE Laut Natuna Utara. Informasi itu ditegaskan kemarin (12/1). Yudo menyebutkan, informasi keluarnya kapal-kapal Cina itu merupakan hasil pantauan di Laut Natuna Utara pada pukul 14.00. Total ada sekitar 30 kapal Cina yang meninggalkan perairan Natuna Utara.


Baik kapal nelayan maupun kapal pengawal KIA tersebut. "Tapi, besok (hari ini, red) akan saya cek lagi," ujarnya di kompleks Lanud Raden Sadjad Ranai, Natuna.

Sebelumnya, TNI melakukan pemantauan udara di kawasan perairan Natuna Utara. Dalam pemantauan tersebut, TNI membawa misi mengusir kapal-kapal Cina itu dari ZEE yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan (LCS). Pemantauan menggunakan pesawat intai maritim jenis Boeing 737 AI-7301 milik TNI-AU yang berasal dari Skuadron 5 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Dari pantauan itu, tiga KRI diperintah menuju titik koordinat puluhan kapal Tiongkok tersebut untuk mengusir mereka. Di antaranya, KRI Karel Satsuit Tubun 356, KRI Usman Harun 359, dan KRI John Lie 358. Upaya itu membuahkan hasil kemarin. Sebanyak 30 kapal Cina dipastikan telah keluar dari ZEE.

Yudo menyatakan, informasi keluarnya kapal asing dari ZEE dipastikan akurat. Sebab, informasi itu didukung pengecekan langsung di lapangan. Meski dipastikan telah keluar dari ZEE, pihaknya akan terus memperbarui perkembangan di Natuna Utara. "Saya akan cek kembali, baik dengan Boeing maupun KRI kita di sana," tegasnya.

Ditemui terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Natuna Ngesti Yuni Suprapti meminta kekosongan di ZEE itu diisi nelayan-nelayan Natuna. Sejauh ini, kata dia, hanya sedikit nelayan asli Natuna yang menangkap ikan di kawasan khusus tersebut.

"Kalau dilihat dari jumlah, nelayan Natuna yang sering melaut di ZEE itu bisa dihitung dengan jari," paparnya saat ditemui kemarin.

Namun, Ngesti mengakui nelayan lokal Natuna saat ini terkendala sarana tangkap ikan. Mereka tidak bisa bersaing dengan nelayan dari daerah lain. "Negara harus hadir di situ agar ikan-ikan kita tidak dicuri nelayan asing," ungkapnya.

Ngesti menegaskan, pihaknya tetap menolak rencana pemerintah mengirim nelayan-nelayan dari pantura ke perairan Natuna. Sebab, rencana itu dikhawatirkan menambah masalah baru. Terutama bagi nelayan-nelayan lokal yang melaut di Natuna.

"Sikap aliansi nelayan Natuna adalah menolak wacana pemerintah untuk memobilisasi nelayan pantura ke Laut Natuna Utara," tegasnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook