BEIJING (RIAUPOS.CO) – Di saat hampir 100 negara PBB, termasuk Cina mendukung rancangan resolusi untuk gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Gaza, Amerika serikat justru menolak hal tersebut dengan veto.
Sontak saja, sikap yang ditunjukkan AS mendapat kritikan dari negara Tiongkok, yang mengatakan bahwa veto Amerika Serikat tidak memberikan solusi atas resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Alhasil Cina menilai tindakan yang dilakukan AS sangat mengecewakan dan sungguh disesalkan.
"Sangat mengecewakan dan disesalkan bahwa rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza diveto," tulis Wakil Tetap Cina untuk PBB, Zhang Jun di X, pada Sabtu (9/12).
Meski demikian, Zhang Jun meyakini bahwa pandangan masyarakat internasional sangat jelas jika gencatan senjata kemanusiaan adalah prioritas utama, meski resolusi tersebut diveto.
"Kami tidak akan berhenti, tetapi terus berupaya untuk menyelamatkan nyawa, menegakkan keadilan dan menciptakan perdamaian." Ungkapnya, seperti yang dikutip dari Antara (10/12).
Zhang Jun melanjutkan dalam pernyataan terpisahnya, bahwa membiarkan pertempuran terus berlangsung sambil mengaku peduli terhadap kehidupan dan keselamatan orang-orang di Gaza serta kebutuhan kemanusiaan yang ada di sana adalah hal yang kontradiktif.
"Membiarkan pertempuran berlanjut sambil menganjurkan pencegahan meluasnya konflik adalah tindakan yang menipu diri sendiri. Membiarkan pertempuran berlanjut sambil menyebut perlindungan perempuan dan anak perempuan serta hak asasi manusia adalah tindakan yang sangat munafik. Semua ini, sekali lagi, menunjukkan apa itu standar ganda," katanya.
Zhang Jun kemudian mendesak Israel untuk mendengarkan seruan dunia yakni menghentikan serangan brutal tanpa pandang bulu di Jalur Gaza serta menghentikan hukuman kolektif terhadap orang-orang di Gaza yang dipaksa pindah dari rumah mereka sendiri.
"Kami mendukung mediasi diplomatik lebih lanjut untuk mendorong pembebasan segera semua orang yang ditawan. Kami menyerukan kepada semua pihak terkait untuk mengerahkan segala upaya demi tujuan bersama mengakhiri pertempuran di Gaza, untuk tetap menjaga harapan kelangsungan hidup rakyat Palestina, dan untuk tetap menjaga harapan perdamaian di kawasan Timur Tengah," tegasnya.
Sementara itu, AS diketahui memveto resolusi gencatan senjata pada Jumat (8/12), sedangkan resolusi tersebut telah diajukan oleh UEA dan didukung lebih dari 90 negara anggota PBB. Dari hasil pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara itu, resolusi tersebut mendapat dukungan dari 13 negara, sedangkan Inggris menyatakan untuk abstain.
Menurut informasi lainnya, Israel melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan dengan kelompok Palestina Hamas yang berakhir setelah berlangsung selama sepekan.
Sedikitnya 17.487 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 46.480 lainnya terluka akibat serangan tanpa henti Israel dari udara maupun darat. Sementara , jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober itu mencapai 1.200 orang, menurut data resmi yang telah direvisi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman