BEIJING (RIAUPOS.CO) - Sebuah gempa bumi terjadi mengguncang wilayah pegunungan di barat laut Cina, demikian disampaikan pihak berwenang pada Selasa (19/12/2023). Gempa itu merusak rumah-rumah dan memaksa warga keluar di tengah malam musim dingin yang beku.
Setidaknya 126 orang tewas dalam gempa mematikan di negara tersebut dalam sembilan tahun terakhir. Gempa berkekuatan 6,2 skala richter terjadi tepat sebelum tengah malam pada Senin (18/12/2023), melukai lebih dari 700 orang, merusak jalan-jalan, memutuskan pasokan listrik dan jalur komunikasi, di Provinsi Gansu dan Qinghai, demikian disampaikan pejabat dan laporan media Cina.
Petugas darurat mencari orang yang hilang di bangunan yang runtuh dan longsoran tanah. Orang-orang yang kehilangan rumah mereka bersiap-siap menghabiskan malam musim dingin di tenda-tenda di lokasi evakuasi yang dibangun dengan cepat.
”Saya hanya merasa cemas, ada perasaan apa lagi?” kata Ma Dongdong, dalam wawancara telepon.
Cemas akan kemungkinan gempa susulan yang mungkin terjadi, dia dan keluarga, bersama beberapa tetangga memutuskan untuk bermalam di sebuah ladang. Keesokan paginya, mereka menuju ke tenda pengungsi yang menampung sekitar 700 orang.
Gempa tersebut terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, yaitu sekitar 10 kilometer, di wilayah Jishishan Gansu, sekitar 5 kilometer dari perbatasan provinsi dengan Qinghai, seperti yang diumumkan Pusat Jaringan Gempa Cina. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, magnitudo gempa tersebut sebesar 5,9.
CCTV, stasiun penyiaran negara, melaporkan, 113 orang dinyatakan tewas di Gansu, sementara 536 lainnya mengalami luka di provinsi tersebut. Di Qinghai, provinsi di wilayah utara pusat gempa, tiga belas orang dikonfirmasi tewas dan 182 lainnya mengalami luka, demikian diungkapkan seorang pejabat Partai Komunis setempat pada konferensi pers.
Sebanyak sembilan gempa susulan terjadi pada pukul 10 pagi pada Selasa (19/12/2023), sekitar 10 jam setelah gempa awal. Menurut pejabat Gansu, gempa susulan terbesar memiliki magnitudo 4,1 skala Richter.
Dilaporkan dari abcnews, Rabu (20/12/2023), otoritas darurat di Gansu telah mengajukan permohonan untuk menambah 300 pekerja dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Pejabat Qinghai juga melaporkan bahwa 20 orang dilaporkan hilang akibat tanah longsor.
Guncangan gempa dirasakan di sebagian besar wilayah termasuk Lanzhou, Ibu Kota Provinsi Gansu, yang berjarak sekitar 100 kilometer (60 mil) ke timur laut dari pusat gempa. Seorang mahasiswa di Universitas Lanzhou mengunggah foto dan video yang menunjukkan mahasiswa bergegas meninggalkan gedung asrama dan berdiri di luar dengan jaket panjang menutupi piyama mereka.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra