HARGA TIKET PESAWAT MELAMBUNG

Ramai-Ramai Tanda Tangani Petisi Online

Nasional | Minggu, 13 Januari 2019 - 14:40 WIB

Ramai-Ramai Tanda Tangani Petisi Online
RUANG CHECK IN: Penumpang moda transportasi udara ketika akan memasuki ruang check in di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Jumat (11/1/2019). (MHD AKHWAN/RIAU POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kenaikan harga tiket tidak hanya dirasakan penumpang setelah masa angkutan Natal dan tahun baru (Nataru) yang selesai 2 Januari lalu. Mereka justru merasakan sebelum masa Nataru. Meski demikian, Kementerian Perhubungan berjanji untuk tidak menaikkan tarif pesawat pada tahun ini.

Fauzia Fatchan cukup sering wara-wiri menggunakan pesawat untuk mobilitasnya. Perempuan 46 tahun itu tinggal di Katingan Kalimantan Tengah. Pekerjaannya menuntut dia sering rapat ke Jakarta dan beberapa daerah lain. Sehingga kenaikan harga pesawat membuatnya waswas. ”Saya sudah mulai merasakan kenaikan harga tiket itu setelah jatuhnya Lion Air (29 Oktober, red),” ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos (JPG) Sabtu (12/1).

Baca Juga :Pekanbaru Terbaik Penyelenggaraan Angkutan Umum

Dia melihat tidak hanya Lion Air saja yang naik harganya. Dia membandingkan dari Palangkaraya ke Jakarta dengan Lion Air biasanya Rp700.000. Namun pernah pada satu waktu mencapai Rp 1.700.000.

Maskapai lainnya yang dibandingkan adalah Citilink. Yang biasanya Rp500 hingga Rp600 ribu juga naik mencapai Rp1.300.000. Fauziah juga sempat menengok harga Garuda Indonesia yang mencapai Rp1.800.000. Padahal biasanya hanya Rp1.200.000.

”Awal Desember saya mau upgrade dari Garuda kelas ekonomi ke bisnis, biayanya Rp3.600.000. Alasannya pick season,” ungkapnya.

Karyawan swasta itu akhirnya membandingkan dengan rute luar negeri. Misalnya untuk rute Palangkaraya Singapura saja hanya Rp2.000.000. ”Lebih  baik rapat di Singapura saja daripada di Jakarta,” tuturnya.

Dampaknya, untuk rapat atau agenda di Jakarta jika hanya satu atau dua agenda, maka diselesaikan dengan skipe atau email. Perusahaan tempatnya bekerja juga selektif. ”Saya juga dapat keluhan dari teman-teman PNS. Kalau di Jawa enak, karena bisa dengan kereta api,” tuturnya.

Masyarakat lainnya yang mengeluhkan kenaikan harga adalah Muhammad Ali Mahrus. Sudah empat tahun, selama dua pekan sekali dia pulang pergi Jakarta-Surabaya. Harga yang dinaikkan maskapai menurutnya seperti saat liburan. Padahal kenaikan harga pesawat masih berlangsung hingga setelah Nataru.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook