HARGA TIKET PESAWAT MELAMBUNG

Ramai-Ramai Tanda Tangani Petisi Online

Nasional | Minggu, 13 Januari 2019 - 14:40 WIB

Ramai-Ramai Tanda Tangani Petisi Online
RUANG CHECK IN: Penumpang moda transportasi udara ketika akan memasuki ruang check in di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Jumat (11/1/2019). (MHD AKHWAN/RIAU POS)

Petisi Online

Dampak dari kenaikan harga tiket pesawat yang terlalu tinggi ini membuat sosial media (sosmed) kini mulai dibanjiri dengan petisi penandatanganan secara online, guna menurunkan harga tikep pesawat yang kian hari kian meroket tajam.

Baca Juga :Pekanbaru Terbaik Penyelenggaraan Angkutan Umum

Kiki (31) salah seorang penumpang pesawat mengatakan, melalui media sosial miliknya, sudah banyak masyarakat yang mengikuti penandatanganan petisi online yang dibuat oleh salah satu website. Sampai hari ini jumlahnya sudah mencapai 1.500 orang yang menandatangani petisi tersebut.

“Iya, tadi (Sabtu, red) dapat informasi dari teman di sosial media, kalau ada website Change.org, Inc yang tengah membuat petisi. Kalau dengan petisi ini bisa membuat pemerintah dan pihak maskapai bereaksi, tentu saja kita akan ikut. Karena ini demi kita juga yang jauh mencari nafkah untuk keluarga,” ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan Tria (25) salah seorang penumpang maskapai lainnya yang ikut mengeluhkan tentang harga tiket pesawat yang terus naik, baik menggunakan sistem online maupun sistim offline.

Bahkan, saat ia mencari informasi, harga jual tiket untuk keberangkatan di pekan depan sudah mencapai Rp1 juta lebih. Harga ini jauh lebih mahal dibandingkan beberapa hari sebelumnya.  “Benar-benar sadis naiknya. Saya mau bepergian juga jadi bingung kalau harga tiket setiap hari malah naik, bukannya semakin turun,” sebutnya.

Tria berharap pemerintah dapat mengambil sikap atas kenaikan harga ini, karena banyak penumpang yang harus memutar otak untuk bisa pergi ke daerah tujuannya, dengan harga tiket yang terjangkau.

Sementara itu, pegawai Shirotol Jannah Tour and Travel, Roro Anjani mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat sudah terjadi sejak November 2018 lalu, sehingga membuatnya sulit untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan permintaan penumpang.

Bukan itu saja, pihaknya juga menyesalkan atas tindakan maskapai yang menaikkan harga tiket pesawat tanpa memberikan informasi kepada pihak travel agen untuk disampaikan kepada calon penumpang.

“Naiknya sudah hampir 100 persen. Bahkan, selama November 2018 sampai sekarang tidak ada pemberitahuan terkait alasan kenapa harga tiket bisa mahal. Kami juga malah susah memberitahu kepada masyarakat yang ingin harga tiket normal seperti biasa,” katanya.

Meskipun begitu, VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia (Persero) tbk, M Ikhsan Rosan menyatakan, pasca-peak season Natal dan Tahun Baru 2019, Garuda Indonesia Group telah menyesuaikan harga tiketnya sesuai suply & demand.

Pada jam tertentu, pada rute-rute tertentu dengan demand yang sudah mulai normal, Garuda Indonesia Group sudah menerapkan subclass  harga moderat atau lebih rendah sesuai suply dan demand.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook