HARGA AVTUR NAIK, SSK II BELUM BUKA PENERBANGAN INTERNASIONAL

Ongkos Umrah Naik hingga Rp6 Juta

Nasional | Jumat, 12 Agustus 2022 - 08:25 WIB

Ongkos Umrah Naik hingga Rp6 Juta
Grafis rute perjalanan ibadah haji dari Riau. (GRAFIS:AIDIL ADRI/RIAUPOS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sempat turun pada awal 2022 lalu, biaya ibadah umrah ke Makkah usai pelaksanaan ibadah haji, kini menjadi lebih mahal, terjadi kenaikan hingga Rp6 juta. Hal ini dikarenakan beberapa hal, salah satunya kenaikan harga bahan bakar pesawat, hingga kondisi Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru belum membuka untuk penerbangan internasional.

Penambahan biaya, dikabarkan karena calon jemaah umrah harus melewati perjalanan transit ke beberapa daerah terlebih dahulu seperti ke Dumai, kemudian menyeberang kapal ke Malaysia atau ke Batam kemudian menyeberang ke Singapura. Bisa juga menuju Medan atau Jakarta terlebih dahulu menggunakan pesawat, sehingga harus menunggu penerbangan langsung ke King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.


Kondisi kenaikan biaya keberangkatan umrah ini, dikeluhkan salah seorang calon jemaah asal Pekanbaru, Nurma. Menurutnya, pada musim haji 2022, ia melihat harga promo umrah di salah satu travel di Pekanbaru dengan harga kisaran tidak lebih Rp25 juta per orang. Ketika sudah mendaftar untuk berangkat pada Agustus ini, ia pun terkejut karena perubahan biaya. "Ada tambahan sampai Rp5 jutaan. Katanya karena tiket pesawat mahal dan biaya lain-lain sebab tidak ada penerbangan dari Pekanbaru,"keluh Nurma menginformasikan kepada Riau Pos, awal pekan ini.

Disinggung mengenai travel mana ia mendaftar, Nurma enggan mengungkapkan. Namun setelah mendapatkan informasi adanya tambahan biaya. Nurma mengaku mencari tau ke beberapa travel penyelenggaran ibadah umrah lainnya di Pekanbaru. "Ternyata memang hampir semua travel umrah terjadi kenaikan harga dengan alasan kurang lebih sama,"katanya.

Karena adanya tambahan biaya ini, Nurma pun mengaku mengurungkan niatnya untuk berangkat pada Agustus ini, atau tidak beberapa lama setelah ibadah haji. "Saya daftar umrah untuk akhir tahun saja, sekalian menabung dulu,"ujarnya.

Peminat umrah dari Riau khususnya dan Tanah Air umumnya, memang cukup tinggi setelah Kementerian Agama mengumumkan adanya pembukaan kunjungan umrah secara luas oleh Pemerintah Arab Saudi. Namun, perkiraan harga penerbangan, serta kondisi belum dibukanya penerbangan internasional di SSK II Pekanbaru mengakibatkan terjadinya penambahan biaya keberangkatan.

Hal ini diakui salah seorang pelaku usaha travel umrah, Ibnu Mas’ud. Pemilik Muhibbah Tour and Travel ini menyebut kondisi penerbangan sekarang ini memang terjadi kenaikan. "Ke Jakarta, juga sudah mahal sekarang,"katanya mengawali perbincangan.

Dijelaskan mantan Ketua Asita Riau ini, dengan kondisi tiket pesawat yang memang naik sekarang ini, beberapa calon jemaah umrah memang sudah banyak yang mengetahui kondisinya. Sehingga beberapa memaklumi terkait adanya penambahan ongkos ibadah umrah ini.

Karenanya, untuk travel umrahnya, menurut Ibnu Mas’ud, hingga dua bulan ke depan, slot keberangkatan sudah penuh. "Paling mungkin untuk berangkat akhir tahun nanti. Untuk harga yang lebih tinggi, memang calon jemaah sepertinya sudah mengetahui,"akunya.

Disinggung alasan naiknya harga umrah, menurut Ibnu dari informasi yang diterimanya, terjadi kekurangan maskapai yang berangkat ke luar negeri, termasuk ke Arab Saudi. Kekurangan kru pesawat dikabarkan, katanya menginformasikan juga terjadi.

Di mana sebelumnya banyak kru maskapai yang dirumahkan. Untuk mengembalikan seperti semula tentu perlu rekrut baru lagi. Karena, menurut informasi yang diterimanya, kru pesawat perjalanan jarak jauh, berbeda dengan kru pesawat jarak dekat. "Bisa jadi karena beberapa hal itu, makanya tiket pesawat jadi lebih tinggi. Ya, bisa di angka sekitar Rp30 jutaan,"jelasnya perihal kisaran biaya keberangkatan umrah sekarang ini.

Dengan tingginya minat masyarakat Riau untuk melaksanakan ibadah umrah, namun keterbatasan penerbangan yang dimiliki, maka ia berharap pemerintah dalam hal ini pusat melalui kementerian terkait dapat mencarikan solusi. Sebab, peningkatan calon jemaah dengan dibukanya kran umrah oleh Arab Saudi akan terus meningkat ke depan. "Harapan kita, kondisi sekarang tentu pemda tak bisa berbuat lebih. Kepada Kemenhub diharapkan agar dapat mendorong Bandara SSK II misalnya dibuka kembali untuk akses internasional. Juga memberi kemudahan penerbangan internasional untuk masuk, sehingga slot untuk umrah juga dapat memenuhi minat calon jemaah ini,"harapnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Provinsi Riau Junaidi biaya umrah naik di kisaran Rp4 juta hingga Rp6 juta. "Makanya kawan-kawan travel pasti panik. Jemaah yang berduit bisa legowo meski menambah Rp4 sampai Rp6 juta, tapi bagi jemaah yang middle low gimana?"katanya, Kamis (11/8).

Direktur PT Shirotol Jannah ini menuturkan, beberapa pilihan diambil dalam menghadapi situasi ini. Seperti menjadwalulangkan keberangkatan, atau tetap berangkat sesuai jadwal dengan kenaikan harga tersebut.

"Kalau mau tetap berangkat ya disilakan, tapi kami jelaskan juga kondisinya. Kalau mau menambah ayo, mau di-resechedule nggak apa-apa. Kami dari asosiasi lagi merekap. Kami bantu meminimalisir harga,"ujarnya.

Dipaparkannya, para agen travel umrah menetapkan harga yang berbeda-beda. Sebelum kenaikan berkisar dari Rp26 juta sampai Rp32 juta tergantung dari pesawat dan hotel yang dipilih. "Kalau dulu harga paketnya Rp27 juta sekarang Rp32 juta. Kalau dulunya Rp30 juta jadi  Rp36 juta,"paparnya.

Ia mengungkapkan, beragam tanggapan juga muncul dari para calon jemaah umrah, ada yang komplain dengan kenaikan ini, ada yang setuju menambah biaya, juga ada yang memilih reschedule keberangkatan.

Junaidi menambahkan, pihaknya masih melihat kenaikan harga selama bulan Agustus ini. Ia berharap, kenaikan tersebut hanya sementara, dan segera turun kembali. Selain itu, diharapkan ada intervensi dari pemerintah, baik dari Kemenhub maupun pihak terkait sehingga kenaikan bisa ditekan.

"Jika terjadi kenaikan 10-20 persen wajar. Namun, jika kenaikan mencapai 30-40 persen, itu sudah kelewatan,’’ ujarnya. "Kalau Rp200 ribu sampai Rp300 ribu okelah. Ini naiknya sampai Rp5 jutaan. Pusing juga ini, harus jadwalkan. Menghadapi  jemaah juga tidak mudah,"ujarnya.

Selain itu, Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II saat ini sudah dapat melayani penerbangan internasional per 17 Juli 2022. Saat ini secara fasilitas dan prosedur telah disiapkan, tinggal menunggu realisasi penerbangan dari maskapai.

Sebelumnya,   EGM Bandara SSK II Pekanbaru M Hendra Irawan mengakui, saat ini untuk penerbangan reguler, belum ada maskapai yang mulai menjalankan rutenya. "Sementara ini masih charter yang sudah mulai. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ya,"ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan Riau Andi Yanto. "Hanya tinggal menunggu jadwal pihak maskapai. Kalau izin kan sudah diberikan pemerintah pusat,"katanya.

Dari informasi yang pihaknya dapatkan, dalam waktu dekat penerbangan internasional yang akan dibuka di Bandara SSK II Pekanbaru yakni menuju ke Malaysia oleh maskapai Batik Air. Namun untuk kapan akan dibuka, pihaknya belum mendapatkan informasi pasti. "Dalam waktu dekat ini Batik Air akan membuka rute penerbangan ke Malaysia. Kalau untuk maskapai lain belum ada informasi, kemungkinan masih mengatur jadwal pesawat karena sudah lama tidak dibuka rute penerbangan internasionalnya,"ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau Mahyudin mengatakan, belum dibukanya rute penerbangan internasional di Bandara SSK II Pekanbaru sebenarnya tidak berdampak pada kenaikan harga umrah. "Saya rasa tidak ada dampaknya karena selama ini tidak ada penerbangan langsung dari Pekanbaru ke Jeddah atau Madinah,"katanya.

Selama ini, demikian Mahyudin, jemaah umrah Riau diberangkatkan melalui Jakarta, Batam dan juga Medan. Pihaknya menduga, kenaikan harga pesawat domestik yang terjadi saat ini ikut mempengaruhi kenaikan harga biaya umrah. "Mungkin karena biaya tiket domestik yang saat ini naik, ikut mempengaruhi kenaikan harga biaya umrah. Jadi tidak ada kaitannya dengan penerbangan internasional di Bandara SSK II Pekanbaru,"ujarnya.

Di sisi lain, Kiki salah seorang travel agent umrah bernama BTO Umroh Service yang berada di bawah naungan PT BTO Indonesia Grup mengatakan sudah lebih dua tahun lamanya para travel agent mengeluhkan ditutupnya semua layanan penerbangan nasional dan internasional akibat pandemi Covid-19 yang melanda.

Meskipun saat ini sejumlah penerbangan domestik sudah dibuka dan mulai mengalami peningkatan. Namun hal ini tidak diikuti oleh penerbangan internasional yang selama ini juga memiliki peminat yang cukup besar khususnya penerbangan untuk umrah.

Hingga kini, penerbangan international jauh dan terdekat di Provinsi Riau juga masih belum dibuka sehingga membuat para travel agent harus memutar otak agar para pelangannya masih tetap bisa berangkat ke tempat tujuan. "Jadi kalau ada yang mau  ke Malaysia harus lewat Dumai. Itupun juga kadang seat-nya tak mencukupi karena sehari hanya sekali kapal ke sana,"ucapnya.

Tak hanya itu, Kiki juga menjelaskan bila ada pelanggan yang ingin berkunjung ke salah satu negara harus melakukan transit ke Batam ataupun Jakarta sehingga membuat cost makin tinggi.

"Dirinya berharap semua penerbangan internasional dapat segera dibuka di bandara SSK II Pekanbaru sehingga pelanggan travel umrah bisa terbang melalui bandara yang dibanggakan oleh masyarakat Riau.

"Katanya tanggal 12 ini (Agustus) mau ada pembukaan penerbangan awal ke Melaka menggunakan Batik Air. Ya semoga saja semua maskapai dan penerbangan internasional dibuka agar pelanggan kami bisa terbang melalui Bandara SSK II Pekanbaru,"harapnya.

Sementara itu, Bidang Haji dan Umrah Association of The Indonesian Tours and Travel Agency (Asita) Riau Jupri M Jahar yang juga Direktur Smeva Holiday (SH) Tour menyampaikan, kenaikan harga tiket pesawat menimbulkan dilema tersendiri bagi para travel agent. Pasalnya, ada jemaah menganggap travel agent tidak konsisten, tetapi jika tidak dinaikkan akan menanggung kerugian atau profit tergerus bagi travel agent.

"Kenaikan ini berimbas pada ketidakadanya kepastian harga sementara jemaah perlu kepastian. Jemaah juga kurang percaya pada travel karena tidak mempu memberikan kepastian dan kenyamanan pada jemaah,"ungkapnya. Selain itu, ia juga mengatakan SH Tour memberangkatkan para jemaah haji hari ini, Kamis (11/8). Pihaknya terpaksa menanggung kenaikan harga tiket pesawat untuk tidak membebani jemaah.

Ia berharap, untuk ke depannya pemerintah dapat memberikan jaminan kenyamanan berusaha dan dapat menekan maskapai agar tidak seenaknya menaikkan harga. "Paling tidak menaikkan harga bagi yang belum ada deposit sementara yang sudah deposit tidak dinaikkan. Ini bahkan harga bisa naik juga bagi yang sudah lunas,"ucapnya.

Saat ini, pihaknya hanya bisa melakukan penyusunan ulang harga sesuai dengan kondisi terkini dengan kemungkinan kenaikan harga bagi para jemaah atau pembatalan. "Dilema juga bagi travel kalau cancel, sementara kita sudah setor ke airlines,"ujarnya.

Ia juga mengharapkan agar para jemaah dapat memahami kondisi saat ini serta tidak berburuk sangka pada travel agent. Sementara itu, Area Manager AET Travel Riau Kepri Samsul Bahri mengatakan, pihaknya terus berupaya mencari solusi terbaik untuk para jemaahnya.

"Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk tidak memberatkan jemaah dengan penambahan biaya selama kondisinya masih bisa diatasi. Namun jika berbagai komponen biaya terus mengalami kenaikan harga di luar yang kita perkirakan, maka terpaksa harus diambil langkah terbaik untuk penyesuaian,"tuturnya.

Ia menambahkan, masyarakat khususnya jemaah juga harus memahami. Kenaikan harga ini tidak berasal dari pihak travel, melainkan karena naiknya harga tiket pesawat yang merupakan item pembiayaan keberangkatan umrah. "Kalau masalah lain tidak ada persoalan, komponen kita yang lain tidak ada masalah, tapi masalahnya memang hanya pada harga tiket. Ini masyarakat harus mengetahui,"ujarnya.(sol/anf/ayi/egp/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook