Faktor Cuaca, Banyak JCH Risti Menderita ISPA

Nasional | Sabtu, 10 Juni 2023 - 11:30 WIB

Faktor Cuaca, Banyak JCH Risti Menderita ISPA
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau Mahyudin saat rapat dengan Kepala Daker Madinah dan unsur pimpinan di Madinah, Jumat (9/6/2023). (KEMENAG RIAU UNTUK RIAU POS)

MAKKAH DAN PEKANBARU (RIAUPO.CO) - Sebanyak 37.309 jemaah calon haji (JCH) terdeteksi sebagai jemaah berisiko tinggi (risti). Sebagian besar menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Angka kematian di pekan pertama haji 2023 menjadi yang tertinggi dibandingkan beberapa tahun terakhir. Demikian laporan wartawan Jawa Pos (JPG) Eko Priyono dan Abdi D Noor dari Makkah.

Kepala Seksi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr Ardjuna mengatakan, data itu didapat setelah 96 kloter berpindah dari Madinah ke Makkah sepanjang tujuh hari pertama. Rata-rata JCH risti memiliki komorbid. Cuaca juga menjadi pemicu penyakitnya kambuh dan parah.


Menurut dia, sudah ada 1.919 JCH yang memeriksakan diri ke klinik, termasuk JCH asal Riau. Sebanyak 13 kasus dirujuk ke rumah sakit. ’’Pencegahan yang paling simpel minum air tanpa menunggu haus,’’ jelasnya.

Sampai sekarang 61 JCH menjalani rawat jalan dan 14 orang dirawat inap. Mayoritas berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Sementara itu, ada enam JCH yang wafat di Makkah. Tiga di antaranya masih memakai ihram. ’’Ternyata, ada yang wafat ketika tawaf. Ada juga yang setelah tawaf,’’ ucapnya.

Direktur Bina Haji Arsyad Hidayat menambahkan, sampai hari ke-16, tercatat 28 JCH meninggal dunia. Angka itu tertinggi selama enam tahun terakhir. ’’Apakah ada korelasi (banyak lansia) meski kematian itu masalah takdir,’’ jelasnya.

Dia juga sependapat bahwa angka JCH risti yang menyentuh angka 75 persen termasuk tinggi. ’’Kami minta seluruh petugas tingkatkan kesiapan dan kedisiplinan di seluruh sektor,’’ ucapnya. Salah satu yang bisa dilakukan adalah pemetaan jemaah lansia.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau, Dr H Mahyudin MA mengunjungi Daerah Kerja (Daker) di Madinah untuk melihat kondisi dan aktivitas langsung JCH Riau, Jumat (9/6).

“Hari kedua dan malam tadi (kemarin, red) sampai di Madinah. Tim monev (monitoring dan evaluasi). Rapat dengan Kepala Daker Madinah dan unsur pimpinan. Rapat mendapat input tentaNg kondisi yang terjadi di daker dan sektor yang ada di Madinah. Habis rapat, dilanjutkan meninjau ke lapangan melihat kondisi jemaah,” ujar Mahyudin.

Menurut Mahyudin, di Makkah dan Madinah saat ini suhunya berada di atas 40 derajat celcius. Dari segi fisik tidak memungkinkan jemaah lansia dan resti untuk maksimal melaksanakan ibadah menjelang puncak haji.

“Saya mengharapkan kepada petugas mengedukasi jemaah untuk tidak memaksakan diri dalam beribadah. Berikan pengertian yang baik kepada jemaah karena puncak haji masih lama dan masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) itu memerlukan fisik yang sehat dan kuat,” ujarnya.

Mahyudin juga mengatakan untuk jemaah yang memerlukan bantuan, petugas harus tanggap dan silakan berkoordinasi dengan petugas yang telah ditunjuk pemerintah. “Ada beberapa petugas lansia yang ditugaskan di Daerah Kerja (Daker) Makkah. Ketua kloter atau petugas kloter silakan koordinasi dengan sektor untuk membantu jemaah lansia,” tambahnya.

Petugas harus bisa mencarikan solusi atau alternatif  dengan berkoordinasi dengan ketua rombongan dan pihak sektor. “Jemaah lansia yang memerlukan bantuan hendaknya diberikan alternatif penyelesaian yang aman dan memudahkan,’’ ujarnya.

‘’Pelaksanaan ibadah umrah jemaah dengan kursi roda dan memiliki keterbatasan gerak, idealnya dapat diselesaikan pada level regu atau rombongan oleh keluarga terdekatnya. Jemaah yang sehat dimungkinkan dapat bergantian mendorong jemaah yang sakit. Jika ini tidak bisa, diberikan alternatif menggunakan jasa kursi roda yang ada di Masjidilharam atau menggunakan skuter,” terangnya.

Lanjutnya, masa Armuzna masa yang harus memiliki stamina dan kondisi fisik yang prima. Rajin mengonsumsi air minum agar tidah kelelahan dan dehidrasi. “Selama puncak haji tidak ada bus dan fasilitas transpor lainnya. Jemaah lebih banyak berjalan kaki. Oleh karena itu jemaah harus mengonsumsi air setiap saat. Jangan sampai kekurangan cairan dan ikuti arahan petugas kesehatan,” katanya.

Sementara itu, hingga masa pendorongan jemaah haji dari Madinah menuju Makkah, untuk Kloter 11 BTH sudah dilaksanakan Rabu (7/6) pukul 18.00 WAS. Sebanyak 370 jemaah sudah berada di Makkah untuk melaksanakan umrah wajib.

Dilaporkan, ada satu jemaah tidak berangkat bersama karena masih dirawat di RSAS Madinah atas nama Awo binti Buntal Ismail dengan Nomor paspor E2813485 asal Kabupaten Pelalawan.

“Hasil visiting terakhir kondisinya sudah membaik dan beliau ini nantinya akan di rujuk dari Madinah ke Makkah,” tuturnya.

Sementara itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) merespons ramainya isu penelantaran CJH kloter 14 Embarkasi Makassar (UPG 14). PPIH menegaskan bahwa hal itu tidak benar. Koordinator Media Center Haji (MCH) Pusat Dodo Murtado memastikan, JCH UPG 14 tengah berada di hotel dan melaksanakan ibadah arbain.

Dodo mengatakan, potongan video yang viral saat ini bukan merupakan kondisi saat mereka telantar. Namun, itu adalah suasana saat proses pemindahan jemaah dari hotel asal ke hotel yang lebih strategis. ’’Jadi lebih dekat dengan Masjid Nabawi,’’ ungkapnya kemarin (9/6).(mia/c6/bay/ilo/das)

Laporan JPG dan JOKO SUSILO, Makkah dan Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook