DARURAT ASAP

3/4 Wilayah Indonesia Dibekap Asap

Nasional | Senin, 26 Oktober 2015 - 08:43 WIB

3/4 Wilayah Indonesia Dibekap Asap
Tiga pemuda harus menghirup oksigen murni dari tabung di Rumah Singgah Oksigen yang didirikan Kwarda 04 Gerakan Pramuka Riau di Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Ahad (25/10/2015). Kualitas udara di Riau memburuk akibat kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan. CF1/MIRSHAL RIAU POS

Posko Kesehatan Alternatif Dapatkan Oksigen

Hujan sempat mengguyur Pekanbaru, Sabtu (24/10). Meski tidak lama, tapi cukup berpengaruh terhadap visibility atau jarak pandang. Ahad (25/10), jarak pandang di Pekanbaru mulai meningkat mencapai 1.500 meter. Kualitas udara di Riau yang sebelumnya berada di level berbahaya mulai membaik. Rata-rata berada di garis kuning atau level tidak sehat.

Baca Juga :3.675 Titik Panas Kepung Pulau Sumatera, 87 Ada di Provinsi Riau

Meski begitu, bencana asap masih belum akan berakhir. Ini karena kemarau panjang akibat Elnino masih akan terus terjadi. Masyarakat pun masih terus dibayang-bayangi asap pekat yang membuat ancaman kesehatan. Terkait hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama lapisan masyarakat peduli bencana asap telah mengambil langkah-langkah. berupaya membantu masyarakat yang terkena dampak asap. Seperti memberikan pelayanan kesehatan gratis, oksigen, vitamin dan pertolongan lainnya.

Sebelumnya ada tujuh posko kesehatan gratis dampak asap yang didirikan. Kemudian bertambah dari dukungan masyarakat serta rencana penambahan 50 kesehatan, penampungan dan evakuasi bagi bayi, anak-anak, ibu-ibu. Setidaknya yang dilakukan dapat mengurangi dampak kesehatan yang fatal terhadap masyarakat.

Ruang aula Puskesmas Tenayan Raya salah satu yang berubah fungsinya. Jika biasanya digunakan untuk rapat pertemuan, sejak 22 Oktober lalu, disulap menjadi posko evakuasi bagi bayi selama bencana asap. Meski baru dibuka, dua orang bayi sudah menghuni posko tersebut.

Yakni Reza Fajar Ananda (10 bulan), putra Tiulina (28) , warga Jalan Sumatera, Kulim. Kemudian, Azzahra (2 bulan), putri Ana (29), warga Jalan WR Supratman. Tiulina dan mengaku memilih mengungsi ke posko karena khawatir dengan kondisi sang buah hati yang terpapar asap terus-menerus.

“Ya kalau bertahan di rumah, kami khawatir Reza bakal sakit. Apalagi rumah kami kondisinya seadanya saja. Makanya, sementara waktu, saya dan Reza menginap dulu di posko ini,” jelas Tiulina kepada Riau Pos, Ahad (25/10).

Lain Tiulina, lain pula Ana. Ana mengaku beberapa waktu lalu sang bayi yang baru berusia dua bulan sempat panas dingin. Namun, dirinya tak terlalu khawatir karena sang anak sembuh. Ternyata setelah itu, asap semakin menebal dan parah.

“Ya, kami bersyukur ada posko evakuasi ibu dan bayi ini. Karena kami memang perlu demi menjaga kesehatan buah hati kami. Tempatnya juga cukup nyaman. Cuma, ya lokasinya jauh dari rumah,” ujar Ana.

Kesibukan juga terlihat di posko kesehatan yang berada di depan Alam Mayang.  Demikian pula di posko evakuasi ibu hamil dan balita yang didirikan DPW PKS Riau. Begitu juga di posko pengobatan gratis yaang didirikan di Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, tidak jauh dari Ramayana Robinson Panam Square memasuki dua bulan lamanya untuk melayani pasien yang terkena dampak akibat kabut asap. Para perawat hanya melayani remaja dan orang dewasa saja, hampir dua bulan lamanya petugas medis tidak pernah melayani anak-anak yang terskena dampak kabut asap.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook