JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kasus kematian Munir hingga saat ini masih belum terungkap. Karena itu, keluarga korban dan aktivis hak asasi manusia (HAM) itu berharap Presiden Joko Widodo lebih peduli pada penuntasan kasus tersebut.
Bertepatan dengan hari meninggalnya Munir, Kamis (7/9/2017) kemarin, beberapa aktivis menggelar aksi Kamisan ke-505. Tuntutan aksi damai itu agar pemerintah membuka dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) Munir. Suciwati, istri Munir, membacakan surat yang juga akan dikirimkan kepada Jokowi.
Adapun isi dari surat dua lembar itu mempertanyakan komitmen pemerintah dalam penegakan hukum dan HAM sebagaimana janji saat kampanye.
”Masihkah Bapak ingat tanggal 22 September 2016 anda mengundang 22 pakar hukum dan HAM, disitu anda berjanji akan menuntaskan kasus Munir?” tanya dia.
Dia memandang, hampir setahun, janji itu hingga kini belum teralisasi. Pemerintah bahkan enggan segera mengumumkan dokumen TPF Munir yang menjadi pintu masuk membuka penuntasan kasus.
”Saya dan segenap rakyat Indonesia tidak memahami dagelan macam apa yang sedang bapak pertunjukan,” sebutnya.
Adapun Aksi Kamisan yang identik dengan payung hitam dan baju serba hitam sore kemarin lebih ramai. Ratusan orang mulai dari pemuda, anak sekolah, mahasiswa, hingga aktor Rio Dewanto terlihat di lokasi aksi seberang Istana Merdeka, Jakarta. Aksi damai itu diisi dengan orasi, nyanyian, dan pembacaan surat untuk Jokowi. Puluhan polisi tampak mengamankan aksi tersebut.
Di sisi lain, Rio Dewanto mengaku kenal dengan sosok Munir dari cerita-cerita mertuanya. Dia menuturkan pemerintah harus berani menyelesaikan kasus HAM. Bukan hanya kasus Munir saja.
”Karena pak Jokowi pernah berjanji pada saat berkampanye ya harusnya menempati janji tersebut. Ya saya yakin teman-teman disini pasti berharap presiden menepati janjinya,” katanya.