JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Jalan damai negosiasi penyanderaan tahanan kasus terorisme masih panjang. Polri yang berupaya sekuat tenaga menempuh jalur damai belum mendapatkan respons positif dari ratusan tahanan yang telah menewaskan lima anggota Polri. Tuntutan paling utama bertemu dengan Oman Abdurrahman sudah dipenuhi. Namun, setelahnya mereka tak kunjung menerima negosiasi.
Potensi negosiasi makin kecil saat Polri memastikan ada sejumlah senjata beserta amunisi yang mereka rampas. Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, pertemuan antara para tahanan dengan Oman dilakukan Selasa lalu (8/5). Hasilnya, hingga saat ini belum diketahui, namun tim negosiasi Polri masih terus bekerja.
“Oman kan pemimpin mereka. Tidak jelas kelanjutannya permintaan mereka,” terangnya ditemui di Media Center Kantor Polisi Satwa, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Tim negosiasi yang berjumlah antara tiga hingga empat orang tidak bisa disebut identitasnya. Mereka berupaya untuk merayu para tahanan untuk mau menempuh jalan damai. “Soal langkah negosiasinya tidak bisa dipublikasikan,” ungkapnya. Saat ditanya apakah tim negosiasi membawa keluarga tahanan untuk bertemu juga tidak dijawab.
Dalam negosiasi ini, Polri tidak memiliki batas waktu, hingga kapan proses negosiasi dianggap tidak lagi bisa menjadi solusi. Setyo menuturkan, tidak adanya batas waktu bukan berarti lama. Namun, Polri justru ingin secepatnya menyelesaikan insiden ini.
“Itu yang kami mau,” tuturnya.
Insiden berdarah penyanderaan ini dipicu oleh makanan yang dibawa keluarga untuk tahanan dalam pemeriksaan. Karena makanan belum bisa diberikan, terjadi provokasi. “Awalnya sepele soal makanan, kan perlu diperiksa prosedurnya,” jelasnya.
Setelahnya, para tahanan itu melakukan pembobolan sel tahanan. Mereka merangsek ke ruang pemeriksaan. Di mana saat itu sejumlah penyidik sedang memeriksa tahanan yang baru datang. “Memang ada penghuni baru diperiksa,” ujarnya.
Saat itulah bentrokan terjadi, tahanan tersebut merampas sejumlah senjata api. Laras panjang dan pendek, yang jumlahnya Polri belum pastikan.
“Memang ada senjata yang dikuasai tahanan, belum diketahui jenis dan jumlahnya,” urainya.