JAKARTA (RIAUPOS.CO) - KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) didorong untuk segera menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun. Hal ini guna memastikan anak-anak yang sudah mulai kembali ke sekolah betul-betul terlindungi.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, kasus penularan Covid-19 pada anak sempat menunjukkan angka yang tinggi. Proporsi kasus konfirmasi positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun mencapai angka 12,5 persen. Artinya, 1 dari 8 kasus konfirmasi adalah anak, dengan 50 persen kasus kematian Covid-19 ada pada level usia balita.
"Fokus kami adalah melindungi anak dan meyakinkan kalau hak-hak anak terpenuhi secara baik. Kepentingan terbaik anak adalah prioritas di tengah pandemi ini," ujarnya, kemarin (4/11).
Bintang menyambut baik persetujuan vaksinasi bagi anak usia 6–11 tahun dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menurutnya, ini bentuk nyata perlindungan kepada anak yang semakin luas di tengah pandemi Covid-19. Karenanya, ia berharap semua pihak bisa bersinergi untuk menyukseskan vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun ini. Orang tua diminta tidak ragu mengantarkan anaknya untuk mendapatkan vaksinasi, mengingat anak merupakan kelompok yang rentan dan berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19.
Sebelumnya, vaksinasi bagi anak usia 12–17 tahun telah berjalan sehingga proses belajar tatap muka di sekolah mulai dapat dilakukan secara bertahap. Diharapkan, vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun ini juga bisa segera dilaksanakan agar mereka bisa terlindungi saat kembali ke sekolah.
Tak lupa, ia pun mengingatkan agar semua tetap taat menjalankan protokol kesehatan meski sudah divaksin. Saat ini, penularan Covid-19 memang mengalami penurunan tajam, namun tak berarti pandemi telah usai. Kasus dapat meningkat lagi apabila protokol kesehatan diabaikan.
Senada, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay meminta pemerintah untuk segera melaksanakan vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun. Vaksinasi ini perlu dilakukan untuk meningkatkan imunitas mereka saat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah. Pasalnya, saat PTM otomatis anak-anak akan berbaur antara satu dengan yang lain. Termasuk dengan guru ataupun warga satuan pendidikan lainnya.
"Ini yang harus dipastikan, semuanya aman. Nah, salah satu caranya dengan pelaksanaan vaksinasi bagi para peserta didik, guru, dan tenaga administrasi di sekolah," ungkap anggota Komisi IX DPR RI tersebut.
Indonesia-UEA Saling Akui Vaksin Covid-19
Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) berlangsung sekitar 2,5 jam. Dalam pertemuan itu dibahas sejumlah hal. Mulai dari kerja sama energi terbarukan hingga pengakuan vaksin Covid-19.
Pertemuan bilateral antara Jokowi dengan MBZ digelar di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) pada Rabu (3/11) lalu. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan salah satu pembahasan dalam pertemuan bilateral itu adalah soal travel corridor arrangement (TCA). "Indonesia telah memiliki TCA dengan Uni Emirat Arab sejak 29 Juli 2020," kata Retno.
TCA dengan UEA merupakan salah satu TCA pertama yang dimiliki Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Dalam pertemuan itu, kedua negara sepakat untuk memperkuat TCA yang sudah disepakati bersama. Perkuatan perjanjian TCA itu terkait dengan adanya vaksinasi Covid-19 serta bentuk-bentuk perlindungan lainnya.
"Oleh karena itu, kedua belah pihak telah sepakat untuk memperkuat TCA dengan saling pengakuan sertifikat vaksin dan juga integrasi platform perindungan perjalanan," tuturnya.
Retno mengatakan dalam pertemuan itu juga dibahas secara intensif mengenai pembangunan ibu kota baru di Indonesia.
Presiden Jokowi dan Putra Mahkota MBZ berkomitmen memperkuat kerjasama kemitraan dalam rangka pembangunan ibu kota baru di Indonesia. Nantinya akan dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan tingkat teknis. Isu lain yang dibahas adalah kerja sama bidang energi terbarukan, investasi, serta perdagangan. Dalam pertemuan bilateral itu Jokowi juga mengundnag Putra Mahkota MBZ untuk hadir sebagai tamu pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tahun depan. Jokowi mengatakan KTT G20 di Bali akan digelar pada 30-31 Oktober 2022.
"Saya telah berencana mengundang Yang Mulia sebagai tamu presidensi Indonesia tahun depan. Saya sangat berharap Yang Mulia dapat menerima undangan saya ini," kata Jokowi.
Mantan Gubenur DKI Jakarta itu mengatakan KTT G20 di bawah keketuaan Indonesia mengusung tema Recover Together, Recover Stronger.