Curah Hujan Lebih Tinggi di 2019, Peningkatan Kasus DBD

Nasional | Minggu, 03 Februari 2019 - 13:36 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kementerian Kesehatan memprediksi bahwa bulan ini kasus demam berdarah dengue tetap tinggi. Hal itu salah satunya dikarenakan curah hujan yang lebih banyak. Telur nyamuk aedes aegypti memang cepat berkembang saat musim hujan.

Kepala Bidang Manajemen Observasi Meteorologi Penerbangan BMKG Hary Tirto Djamiko menuturkan, tahun ini sebagian wilayah Indonesia, curah hujan lebih besar dibandingkan tahun lalu. Dalam periode yang sama, yakni Januari dan Februari, hujan tahun ini lebih deras. Dia tidak bisa memungkiri bahwa tingginya kasus BMKG yang merebak belakangan, ikut dipengaruhi curah hujan yang berlangsung cukup lama.

Baca Juga :Waspadai Cuaca Ekstrem di Awal Tahun

’’Tapi saya tegaskan curah hujan di tiap-tiap daerah berbeda-beda,’’ kata dia. Untuk wilayah Pulau Jawa prakiraan curah hujannya masih tinggi.

Data prakiraan BMKG menyebutkan, hujan lebat masih bakal terjadi di Pulau Jawa hingga 8 Februari nanti. Kondisi serupa juga terjadi di Bali, NTB, dan NTT. Kemudian di Sulawesi Utara, Tenggara, dan Tengah. Di antara pemicu hujan deras ini adalah terdapat sebuah bibit siklon tropis di Teluk Carpentaria dan siklus siklonik di Kalimantan Barat.

Terkait pengaruh cuaca terhadap penyakit DBD, Hary mengatakan BMKG pemodelan yang bisa diakses di dbd.bmkg.go.id. Pemodelan tersebut menyediakan prediksi angka insiden DBD per 100 ribu penduduk. Layanan ini merupakan kerja sama BMKG dengan Pemprov DKI Jakarta dan ITB. ’’Saat ini baru untuk wilayah DKI Jakarta,’’ katanya. Tidak menutup kemungkinan pemodelan tersebut bakal dikembangkan ke provinsi lainnya.

Melihat hasil pemodelan BMKG tersebut, untuk periode Februari hingga Maret depan di wilayah Jakarta Utara dan Pusat masuk kategori aman DBD. Kondisi aman ini di antaranya angka insiden DBD kurang dari tiga. Sementara itu untuk wilayah Jakarta Timur, Selatan, dan Barat masuk wilayah waspada. Dengan indikasi angka insiden DBD 3-10.

Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, menyatakan bahwa melihat tren dan sosial determinant belum berubah. Sehingga dapat dimungkinkan jumlah pasien pada Februari tahun ini akan lebih tinggi daripada Februari tahun lalu.

Untuk mengendalikan persebaran virus DBD, sebenarnya sudah dilakukan beberapa hal. Pertama, penelitian Universitas Gajah Mada (UGM) yang menyebar nyamuk yang terjangkit bakteri Wolbachia untuk menekan virus dengue. (wan/lyn/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook