KASUISTIKA

Komnas HAM Sebut Gas Air Mata Pemicu Korban Jiwa Kanjuruhan

Nasional | Rabu, 02 November 2022 - 22:15 WIB

Komnas HAM Sebut Gas Air Mata Pemicu Korban Jiwa Kanjuruhan
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan, penembakan gas air mata oleh aparat menjadi pemicu jatuhnya korban jiwa pada peristiwa di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Peristiwa nahas itu terjadi usai kekalahan Arema FC melawan Persebaya, yang menewaskan 135 orang.

“Gas air mata itu pemicu utama jatuhnya korban meninggal, luka-luka, maupun trauma,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).


Komnas HAM menyebut, terdapat 45 tembakan gas air mata yang dilontarkan aparat keamanan kepada suporter Arema FC. Anam menyebut, tembakan gas air mata itu membuat para penonton di Kanjuruhan panik.

“Penggunaan gas air mata secara eksesif, secara berlebihan. Dalam Tragedi Kanjuruhan, penggunaan gas air mata terjadi secara eksesif,” ucap Anam.

Anam menjelaskan, pada kesempatan pertama, terdapat 11 kali gas air mata yang ditembakkan dalam waktu sekitar 9 detik. Hal ini diketahui, setelah Komnas HAM menganalisis 233 video yang  terekam di Stadion Kanjuruhan.

Menurutnya, gas air mata itu juga diarahkan juga ke tribun utara sebanyak 10 kali. Sehingga pada bagian pertama, terjadi 21 kali tembakan gas air mata.

“Pada video terlihat 15 tembakan, 6 lainnya terdengar berupa dentuman,” ungkap Anam.

Anam menyebut, aparat sudah menguasai situasi pada kesempatan pertama. Namun, terjadi lagi rentetan tembakan gas air mata sebanyak 24 kali pada pukul 22.11 WIB sampai dengan pukul 22.15 WIB.

“Berdasarkan temuan, total gas air mata yang ditembakkan dalam stadion ini sebanyak 45 kali, 27 tembakan terlihat dalam video dan 18 tembakan terdengar,” papar Anam.

Oleh karena itu, Anam menduga tembakan gas air mata menjadi penyebab langsung jatuhnya korban jiwa di pintu 13 Stadion Kanjuruhan. Bahkan, salah satu tembakan gas air mata jatuh di depan pintu keluar dari stadion.

“Walaupun dia bukan sesuatu yang mematikan, tetapi dalam ruang tertentu, kondisi tertentu, dia bisa mematikan. Itu yang terjadi di pintu 13,” paparnya.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook