SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Pertandingan liga antara Gresik United melawan Deltras Sidoarjo berakhir dengan kericuhan. Kerusuhan tersebut terjadi oleh oknum suporter Gresik United yang tidak bisa menerima kekalahan atas Deltras Sidoarjo.
Oknum kericuhan tersebut melempari para aparat kepolisian yang berjaga. Mereka juga merusak fasilitas dari Deltras FC. Bahkan akibat dari kericuhan yang terjadi, beberapa suporter menjadi korban dan mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu.
Melihat hal tersebut, para aparat yang berjaga pun terpaksa menembakkan gas air mata pada massa yang menyebabkan ketidak-kondusifan acara. Penembakan gas air mata tersebut dilakukan untuk membubarkan massa yang akan melakukan kerusuhan pascaliga.
Namun sayang, berdasarkan pada beberapa video yang beredar, tampak gas air mata yang menyasar pengguna jalan raya di depan stadion Gelora Joko Samudra. Akibatnya, pengguna jalan yang tidak ikut terlibat pun terkena efek dari gas air mata, sehingga menimbulkan kemacetan jalan.
Hal tersebut kembali mengingatkan warganet akan tragedi Kanjuruhan yang belum lama ini terjadi. "Dari kanjuruhan kita tidak belajar apa apa," komentar akun X @winlive4d_team.
"Tragedi Kanjuruhan gak akan jadi pelajaran kalau suporternya masih norak. Aparat posisinya serba salah, kalau diem ya babak belur kalau bergerak seperti di video kasian yang kena orang orang yang gak bersalah," komentar akun X @Fahrulutd.
Diketahui, tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi sepakbola mengerikan dimana sebanyak ratusan orang menjadi korban dalam kejadian tersebut. Dalam kejadian tersebut juga terdapat peran gas air mata yang menyebabkan kekalutan ribuan penonton.
Tragedi Kanjuruhan juga menjadi tragedi yang melibatkan suporter dan aparat keamanan yang menjaga selama berjalannya acara. Kemiripan tersebutlah yang membuat warganet kembali mengingat tragedi Kanjuruhan tahun 2022 lalu. Banyak warganet menyayangkan penggunaan gas air mata yang kembali terulang pascatragedi Kanjuruhan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman