JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyatakan bahwa pihaknya menemukan surat yang dibawa pelaku penembakan di Kantor MUI Pusat siang tadi.
"Ada surat-surat yang menyangkut apa yang diinginkan oleh tersangka ini," ujarnya kepada wartawan di lokasi, Selasa (2/5/2023).
Adapun berdasarkan isi surat yang diterima wartawan, terlihat ada tiga surat yang dibawa pelaku. Surat pertama tertanggal pada 5 September 2022. Surat itu ditujukan kepada Kapolda Metro Jaya yang meminta agar pelaku dipertemukan dengan Ketua MUI Pusat.
"Surat ini yang isinya mengeluh dan memohon kepada Bapak supaya saya dipertemukan kepada ketua MUI tanpa saya melakukan tindakan melawan hukum. Bapak Kapolda permintaan saya, saya rasa tidak terlalu berlebihan saya cuma ingin bertemu secara langsung akan bertanya tentang pendapat apa saja jawaban ketua MUI," tulis surat itu.
Setelah itu, pelaku mulai mengancam apabila tak juga dipertemukan dengan Ketua MUI Pusat, dirinya akan mencari senjata api dan datang secara langsung ke Kantor MUI Pusat.
"Apabila saya mendapat senjata api, saya akan datang ke kantor MUI. Saya akan tepati sumpah saya. Makanya dari itu pak, saya memohon segala kerendahan hati bapak saya jangan dibiarkan berbuat yang tidak saya inginkan," imbuhnya.
Kemudian, di surat yang kedua tertanggal 25 Juli 2022, pelaku juga menuliskan surat yang ditujukan kepada Kapolda Metro Jaya. Dalam surat itu, ia mengaku telah membawa pisau dan datang ke kantor Kapolda. Namun, ia merasa tak juga mendapatkan keinginannya untuk bertemu Ketua MUI Pusat.
Oleh karena itu, ia kemudian meminta untuk kapolda mempenjarakan atau menembak mati dirinya.
"Saya mohon kepada Bapak selaku penegak hukum supaya saya dipenjarakan seumur hidup/Tembak Mati kalau tidak bapak lakukan," tulisnya.
"Saya bersumpah atas nama Allah dan rasul saya akan cari senjata api, saya akan tembak penguasa/pejabat di negeri ini terutama orang-orang MUI tanpa memberi tahu terlebih dahulu, meminta izin untuk kedua kalinya kepada Penegak Hukum/ Kepolisian karena saya sudah lelah berjuang untuk mendapatkan hak saya yaitu keadilan," imbuh pelaku.
Dalam surat ketiga, pelaku hanya menuliskan surat yang berisi ajakan agar Kapolda Metro Jaya mempercayai dirinya sebagai pemimpin dunia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman