UMKM Mulai Bersiap
Beberapa sektor UMKM di Riau mulai mempersiapkan diri. Bahkan beberapa di antaranya sudah mendapatkan legalitas sebagai sektor UMKM yang bisa berdaya saing. Misalnya produk Pisang Kipas Kuantan 2. Usaha yang dinakhodai pasangan suami istri, Yana Patriana-Susi Hartini ini dirintis sejak 1991. Kini sudah terkenal di Pekanbaru bahkan hingga ke Pulau Jawa. Bahkan Kamis (19/11) lalu, mendapatkan penghargaan Kadin Award Riau 2015 untuk kategori usaha kecil menengah. Yana (51) yang ditemui Riau Pos mengatakan, MEA bukanlah sesuatu yang harus ditakuti.
“Kami siap bersaing dalam MEA. Karena kami yakin, setiap daerah bahkan negara pasti memiliki karya masing-masing yang juga memiliki peminat masing-masing juga. Namun, tentunya kami akan terus melakukan berbagai inovasi dan berbenah agar produk kami semakin layak dan unggul,” paparnya.
Salah satu inovasi dan upaya yang dilakukan Pisang Goreng Kipas Kuantan 2 ialah dengan memperbaiki kualitas dan menggunakan kecanggihan alat untuk produksi. Baru-baru ini, Yana menuturkan bahwa perusahaan dengan 22 orang karyawan miliknya tersebut sudah membeli alat vakum yang sangat berguna untuk pengemasan dan pengepakan produk.
“Produk kami setiap harinya kami kirim ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan dan kota lainnya dalam bentuk setengah matang dan dibungkus plastik. Namun, kemasan yang tidak kedap udara membuatnya tak bertahan lama, hanya dua hari saja. Untuk itu, kami membeli alat vakum agar pengemasan bisa kedap udara dan pisang bertahan lebih lama meski tanpa pengawet,” tambahnya.
Setiap harinya, Yana memerlukan 5.000 buah pisang segar dengan kualitas terbaik yang diolah menjadi pisang goreng kipas. Demi mendapat pisang dengan rasa manis dan lembut alami, ia mendatangkan pisang dari Sumatera Barat, Aceh dan provinsi tetangga lainnya.
Di bagian lain, Finora Nong, Ketua Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Sumber Rezeki Kelurahan Tangkerang Labuai mengatakan, persiapan dilakukan mulai dari SDM dan pemasaran hasil produksi hingga pengepakan. UPPKS yang pernah menerima pesanan ribuan aksesoris gantungan kunci berbahan dasar songket dari mantan Wali Kota Pekanbaru, Herman Abdullah tersebut mengaku semakin hari semakin mematangkan hasil produktivitas dengan proses pengerjaan yang berstandar. Meski masih perlahan, inovasi dan perbaikan yang dilakukan merupakan bentuk optimisme mereka dalam menghadapi MEA.
“Dengan MEA, tentunya persaingan semakin ketat. Namun, kami yakin sanggup bersaing karena produk yang kami tawarkan dibuat dengan bahan dasar songket Melayu dan ditawarkan dengan harga murah. Soal kualitas, tidak perlu diragukan. Bahan baku yang kami gunakan merupakan bahan baku pilihan,” pungkasnya.
Adapun produk yang mereka pasarkan antara lain jilbab dengan sulaman bayang, cover tissue box dengan bordiran dan kain khas Melayu, tas manik-manik yang dibuat handmade, tatakan gelas dari rajutan tangan, sabun cair, aneka panganan ringan nan lezat dan aksesoris unik lainnya.