Rumah dan Madrasah Dibakar

Nasional | Jumat, 08 September 2017 - 14:54 WIB

Rumah dan Madrasah Dibakar

NAYPYIDAW (RIAUPOS.CO) - Tudingan pemerintah Myanmar bahwa penduduk Rohingya sengaja membakar rumahnya terbantahkan. Kamis (7/9) sekitar 20-an jurnalis yang diajak oleh pemerintah Myanmar keliling area konflik melihat dengan mata kepala mereka sendiri rumah-rumah warga Rohingya yang baru saja dibakar di Desa Gawdu Zara, Rakhine. Padahal di desa itu tak ada satupun orang Rohingya, seluruhnya telah mengungsi.

Salah satu penduduk setempat menyatakan jika yang membakar adalah polisi dan umat Budha Rakhine. Padahal tak ada polisi selain yang menemani para jurnalis. Penduduk tersebut berlari saat akan ditanyai lebih lanjut. Dia mungkin ketakutan oleh polisi yang mengawal para pemburu berita tersebut. Kunjungan ke area konfik di Rakhine itu memang tidak bisa bebas, hanya boleh ke tempat-tempat tertentu yang disetujui oleh pemerintah. Tidak ada satu orangpun jurnalis yang bisa masuk ke Rakhine tanpa pengawalan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kasus pembakaran itu sepertinya di luar skenario pemerintah. Hanya berselang sekian meter, ada 10 orang pria yang keluar dari kepulan asap. Mereka membawa parang dan tampak gugup. Salah satu dari mereka berkata tidak tahu menahu bagaimana api muncul dan membakar pemukiman penduduk Rohingya. Bukan hanya rumah yang dibakar, tapi juga sekolah madrasah di desa itu. Buku-buku pelajaran dan Alquran dibuang begitu saja di luar gedung. Hanya sebuah masjid di desa itu yang tidak ikut terbakar.

Desa Ah Lel Than Kyaw yang mereka kunjungi selanjutnya tak jauh berbeda. Sepi dan terbakar habis. Di beberapa titik, api masih muncul. Sayup-sayup suara tembakan juga terdengar dari kejauhan. Petugas kepolisian setempat Aung Kyaw Moe mengungkapkan jika kebakaran terjadi sejak 25 Agustus lalu dan sebagian masih terbakar kemarin. Bukan hanya bangunan, tapi juga mobil, sepeda motor dan berbagai hal lainnya juga ikut dibumihanguskan. Masjid di desa itu rusak.

‘’Kami tidak melihat siapa yang sebenarnya membakar karena kami harus menjaga keamanan pos. Tapi saat rumah-rumah terbakar, hanya ada orang  Bengali di desa,’’ ujar Moe. Yang dimaksud Bengali adalah orang Rohingya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook