Meski telah menggenggam saham mayoritas PTFI sebesar 51,2 persen, Indonesia bukanlah operator tambang emas terbesar kedua di dunia tersebut. Freeport McMoran tetap menjadi operator tambang emas di Papua melalui PTFI.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tambang tersebut merupakan tambang terumit di dunia, lantaran letaknya di bawah tanah. Sehingga, diperlukan perusahaan yang berpengalaman. Saat ini, Freeport McMoran telah terbukti kompeten untuk mengelola dan mengembangkan tambang tersebut. “Jadi, yang dibangun operasinya Freeport di bawah tanah. Saya menghargai dan sangat yakin engineer Indonesia bisa dan Freeport Indonesia tidak pernah sombong,” ungkapnya.
Hanya, saja, menurutnya profesional Indonesia masih harus belajar dan suatu hari nanti bisa menjadi operator di tambang tersebut. “Freeport McMoran the best operator for underground mining. Ini kesempatan besar untuk besar sehingga putra putri Indonesia bisa belajar,” imbuhnya. Saat ini, Freeport Indonesia membangun tambang bawah tanah sepanjang 700 kilometer.
Ke depan, Freeport Indonesia akan melanjutkan pembangunan tambang bawah tanah hingga mencapai 1.000 km. Hampir sama dengan panjang jalan tol Trans Jawa yang mencapai 1.167 km. Saham Freeport Indonesia dimiliki Inalum 51,2 persen dan Freeport 48 persen.
Dari Inalum, 25 persen akan melalui PT Indonesia Papua Methal Mineral (Inalum, BUMD dan Kabupaten Papua). Perusahaan tersebut sahamnya sebesar 40 persen dimiliki oleh BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) dan 60 persen milik Inalum. Direksinya terdiri dari 4 orang Indonesia, dan dua non Indonesia. Yakni jabatan Diretur Utama dipegang oleh Tonny Wenas dan Wakil Direktur Utama Orias Petrus Moedak. Selain itu ada pula empat direktur yakni Jenpino Ngabdi, Achmad Ardianto, Robert Charles Schroeder, dan Mark Jerome Johnson.
Sedangkan untuk jajaran komisaris akan diisi oleh Richard Adkerson sebagai Presiden Komisaris. Sedangkan posisi Wakil Komisaris Utama dijabat Amien Sunaryadi. Komisaris yang lain adalah Budi Gunadi Sadikin, Hinsa Siburian, Kathleen Lynne Quirk, dan Adrianto Machribie.
Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengatakan, perusahaan akan fokus pada transformasi dari perusahaan tambang terbuka ke tambang bawah tanah. (jun/vir/jpg)